Sebuah konvoi bantuan darat menuju Gaza telah melintasi Libya pada hari Selasa, dalam upaya untuk menyoroti blokade Israel yang melumpuhkan di wilayah pesisir Palestina tersebut, menurut penyelenggara.
Terdiri dari 12 bus dan 100 mobil pribadi, konvoi yang membawa lebih dari 1.000 aktivis dari negara-negara Afrika Utara ini berangkat dari ibu kota Tunisia, Tunis, pada hari Senin menuju wilayah yang diblokade tersebut.

“Kami telah melewati beberapa kota di Libya dan sekarang berada di dekat Al-Zawiya, 51 km sebelah barat Tripoli,” kata Mohammed Ameen Binnour, seorang koordinator medis konvoi, kepada Anadolu.
Binnour mengatakan bahwa konvoi bantuan tersebut disambut oleh warga Libya di jalanan dan menerima penghormatan resmi dari pasukan keamanan Libya.
Warga Libya "juga memberikan berbagai jenis bantuan kepada konvoi, termasuk makanan, air dingin, dan barang-barang lainnya," tambahnya.
Para aktivis berencana untuk melintasi perbatasan dari Libya ke Mesir pada hari Kamis sebelum mencapai kota Rafah yang dekat dengan perbatasan Gaza.
Konvoi ini berlangsung sehari setelah Israel mencegat sebuah kapal bantuan berbendera Inggris yang menuju Gaza dan menahan 12 aktivis asing di atas kapal tersebut.
Karena Israel terus menutup perbatasan Gaza untuk bantuan kemanusiaan sejak awal Maret, lembaga-lembaga bantuan telah memperingatkan risiko kelaparan untuk 2,4 juta penduduk Gaza.
Tentara Israel, yang menolak seruan internasional untuk gencatan senjata telah melancarkan serangan brutal terhadap Gaza sejak Oktober 2023, menewaskan hampir 55.000 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas kejahatan perang terhadap warga sipil di wilayah tersebut.
