Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan bahwa hubungan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat memasuki babak baru setelah Presiden Donald Trump mengumumkan penurunan tarif impor dari 32 persen menjadi 19 persen untuk produk Indonesia.
Pengumuman ini merupakan langkah penting di tengah tekanan bagi pemerintahan Trump untuk menyelesaikan sejumlah kesepakatan perdagangan, khususnya menjelang batas waktu tarif yang akan diberlakukan pada 1 Agustus.
Penurunan tarif ini diharapkan dapat membuka peluang lebih besar bagi produk-produk Indonesia untuk menembus pasar Amerika Serikat, dan memperkuat kerja sama ekonomi kedua negara di berbagai sektor, termasuk energi, pertanian, dan manufaktur.
Melalui unggahan di Instagram, Prabowo mengungkapkan, “Saya baru saja mengadakan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Donald Trump. Kami sepakat membawa hubungan dagang kedua negara ke era baru yang menguntungkan bersama.”
Setelah kembali dari perjalanan ke Eropa, Ia mengisyaratkan kemungkinan kunjungan ke Washington pada bulan September atau Oktober.
Juru bicara presiden, Hasan Nasbi, menegaskan bahwa angka tarif baru tersebut hasil dari negosiasi langsung antara Prabowo dan Trump, sebagai kemajuan penting. Trump menyebutkan bahwa pengurangan tarif ini terkait dengan komitmen pembelian besar dari Indonesia, termasuk membeli 50 pesawat Boeing.

Peluang ekspor dan investasi
Setelah pengumuman tarif pada bulan April, Prabowo mengutus Menteri Ekonomi utamanya, Airlangga Hartarto, ke Washington dan menyatakan bahwa kebijakan tarif tersebut mungkin memicu Indonesia untuk meninjau kembali surplus perdagangan dengan AS. Indonesia juga berencana meningkatkan impor produk energi, pertanian, dan barang konsumsi dari Amerika Serikat dengan nilai miliaran dolar.
Menurut data dari Perwakilan Perdagangan AS, defisit perdagangan barang AS terhadap Indonesia mencapai 17,9 miliar dolar pada 2024, meningkat 5,4 persen dari tahun sebelumnya.
Tarif baru untuk Indonesia sedikit lebih rendah dibandingkan tarif 20 persen yang dikenakan kepada Vietnam, yang juga menjadi pasar utama untuk produk asal China. Trump menambahkan bahwa kesepakatan ini mencakup denda bagi produk yang transit melalui Indonesia dari China.
Pemerintah Indonesia optimistis kesepakatan ini dapat membuka peluang baru bagi sektor industri dalam negeri untuk memperluas pasar ekspor sekaligus menarik investasi Amerika Serikat. Upaya diplomasi dan negosiasi yang berkelanjutan untuk menjaga hubungan ekonomi kedua negara agar terus berkembang secara seimbang.