DUNIA
2 menit membaca
Indonesia dan Malaysia mengecam serangan udara Israel di Suriah
Serangan udara Israel ke situs penting di Suriah picu ketegangan regional baru dan kecaman dunia, termasuk Indonesia dan Malaysia. Dua aktor utama ASEAN tersebut mengecam serangan ini sebagai bentuk merusak kedaulatan dan integritas Suriah.
Indonesia dan Malaysia mengecam serangan udara Israel di Suriah
Indonesia dan Malaysia mengecam serangan ini sebagai bentuk merusak kedaulatan dan integritas Suriah. / Reuters
18 Juli 2025

Indonesia dan Malaysia pada hari Kamis mengeluarkan kecaman keras atas serangkaian serangan udara Israel di Suriah, dengan mengatakan serangan tersebut secara terang-terangan melanggar hukum internasional dan mengancam stabilitas regional.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan "mengutuk keras" serangan udara Israel yang menghantam wilayah Damaskus dan wilayah Sweida yang dihuni penduduk Druze di Suriah, serta target-target di Lembah Bekaa, Lebanon. 

Kementerian menekankan bahwa tindakan tersebut "merusak kedaulatan dan integritas wilayah Suriah dan Lebanon, melanggar Piagam PBB, prinsip-prinsip kemanusiaan, dan hukum hak asasi manusia internasional."

Kuala Lumpur mendesak masyarakat global untuk berhenti menoleransi apa yang disebutnya sebagai agresi rezim Israel yang sedang berlangsung, dan memperingatkan bahwa kekerasan tersebut membahayakan perdamaian regional dan global. 

Malaysia juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memenuhi mandatnya dalam menghentikan siklus serangan dan berupaya mewujudkan perdamaian abadi.

Perdana Menteri Anwar Ibrahim menyuarakan kecaman tersebut dalam sebuah unggahan di X, mengecam serangan udara tersebut sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan Perjanjian Pelepasan 1974 antara Israel dan Suriah." Ia menekankan bahwa rakyat Suriah "berhak mendapatkan perdamaian, bukan pertumpahan darah dan campur tangan asing lebih lanjut," menegaskan kembali solidaritas Malaysia dengan warga Suriah dan mendesak penghormatan terhadap norma-norma kemanusiaan dan supremasi hukum.

"Intervensi militer yang tidak menghormati kedaulatan,"

Indonesia menyuarakan sikap serupa melalui pernyataan Kementerian Luar Negeri, yang menyebut serangan tersebut sebagai "intervensi militer israel yang tidak menghormati kedaulatan Suriah." Jakarta menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi yang semakin memburuk dan menyerukan gencatan senjata segera antara pasukan pemerintah Suriah dan komunitas Druze.

“Indonesia akan terus mendukung upaya Suriah untuk mencapai perdamaian nasional,” ujar Kementerian Luar Negeri, seraya menggarisbawahi perlunya dialog yang melibatkan seluruh warga Suriah dan menjaga persatuan serta perbatasan negara.

Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di dalam komunitas Druze di Israel menyusul bentrokan mematikan di provinsi Sweida di selatan Suriah, tempat pertempuran antara kelompok Druze dan Badui baru-baru ini menewaskan sedikitnya 30 orang.

Israel membenarkan serangan udaranya sebagai langkah untuk melindungi penduduk ‘israel’ Druze. Pada hari Rabu, jet-jet tempur Israel dilaporkan menyerang kompleks kepresidenan Suriah, markas Staf Umum, dan Kementerian Pertahanan.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Suriah mengumumkan gencatan senjata baru di Sweida yang bertujuan untuk memulihkan kendali penuh pemerintah pusat, bahkan ketika serangan Israel terus menggempur Damaskus, Sweida, dan Daraa dengan dalih untuk melindungi komunitas Druze.

TerkaitTRT Global - Destabilisasi sebagai doktrin: Perang Israel terhadap Suriah pasca-konflik


SUMBER:AA
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us