China menyatakan menghormati upaya semua pihak untuk menyelesaikan perbedaan ekonomi dan perdagangan dengan Amerika Serikat melalui konsultasi yang adil dan setara. Namun, China menegaskan akan menolak dengan tegas setiap pihak yang mencoba mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China, demikian pernyataan dari Kementerian Perdagangan China.
Jika ada negara yang mencoba membuat kesepakatan semacam itu, China “akan mengambil tindakan balasan yang tegas dan sepadan,” kata juru bicara kementerian pada Senin. Pernyataan ini muncul sebagai respons atas laporan bahwa pemerintahan Trump tengah berencana menekan negara-negara lain agar membatasi perdagangan dengan China demi mendapatkan pengecualian tarif dari Amerika Serikat.
“Amerika Serikat telah menyalahgunakan kebijakan tarif terhadap mitra-mitra dagangnya dengan alasan ‘kesetaraan’, sembari memaksa negara-negara lain untuk membuka negosiasi tarif yang menguntungkan mereka,” ujar juru bicara tersebut. Ia juga memperingatkan bahwa kesepakatan apa pun yang merugikan China tidak akan diakui.
China menegaskan bahwa mereka memiliki tekad dan kemampuan untuk melindungi hak serta kepentingan nasionalnya. Selain itu, China juga menyatakan kesiapan untuk memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak demi menjaga kepentingan bersama.
Dalam kondisi saat ini, negara-negara lain umumnya dikenakan tarif sekitar 10 persen oleh AS. Namun, banyak produk asal China justru dikenai tarif yang jauh lebih tinggi, mencapai 145 persen.
Sebagai respons atas kebijakan tersebut, Beijing telah menetapkan tarif balasan terhadap produk-produk dari Amerika Serikat, dengan angka yang bisa mencapai 125 persen.

Pernyataan Beijing ini muncul setelah Gedung Putih mengatakan China menghadapi tarif hingga 245 persen akibat tindakan balasannya.
'Memperbaiki kesalahan'
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa "sangat baik melihat dunia menyadari bahwa kami serius" dalam menangani ketidakseimbangan perdagangan dengan negara lain. Ia mengklaim bahwa sejak pengumuman tarif awal bulan ini, para pemimpin dunia dan eksekutif bisnis telah menghubunginya untuk meminta keringanan tarif.
Dalam unggahan di platform miliknya, Truth Social, Trump menyebut bahwa deklarasi "Hari Pembebasan" pada 2 April — yang memperkenalkan kebijakan tarif timbal balik terhadap negara-negara yang dituding melakukan praktik perdagangan tidak adil — telah memicu tanggapan dari pemerintah asing dan para pemimpin perusahaan.
"Mereka harus memperbaiki kesalahan akibat puluhan tahun penyalahgunaan, namun itu bukan hal yang mudah bagi mereka," tulis Trump. "Kita harus membangun kembali kekayaan negara besar ini dan menciptakan hubungan perdagangan yang benar-benar seimbang."
Menurut laporan Bloomberg yang mengutip sumber terpercaya, pemerintahan Trump sedang bersiap untuk menekan negara-negara yang meminta pengurangan atau pengecualian tarif dari Amerika Serikat, termasuk melalui penerapan sanksi finansial, guna membatasi hubungan dagang mereka dengan China.
Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Jamieson Greer, menyebut bahwa hampir 50 negara telah menghubunginya untuk membahas tarif tambahan tinggi yang diberlakukan Presiden Trump sejak awal April.
Trump menghentikan penerapan tarif terhadap puluhan negara setelah pengumuman besar pada 2 April, tetapi pengecualian itu tidak berlaku bagi China, yang tetap menjadi target utama dalam kebijakan tarif terhadap negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.