Dunia
2 menit membaca
Warga Gaza melakukan Tarawih pertama di antara reruntuhan masjid yang hancur akibat serangan Israel
Warga Palestina di Gaza menyambut Ramadan di tengah skala kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat serangan bombardir Israel di kota pesisir laut tersebut.
Warga Gaza melakukan Tarawih pertama di antara reruntuhan masjid yang hancur akibat serangan Israel
Warga Palestina melaksanakan salat Tarawih pertama bulan Ramadan di reruntuhan Masjid Al-Lebbani
3 Maret 2025

Warga Palestina di Gaza melaksanakan salat Tarawih pertama di bulan suci Ramadan di antara reruntuhan masjid-masjid yang kondisinya hancur akibat perang di seluruh wilayah tersebut.

Menurut koresponden Anadolu Agency, warga Palestina menggelar karpet dan tikar di samping reruntuhan masjid yang hancur untuk melaksanakan salat Tarawih pada hari Jumat.

Salat malam khusus yang hanya dilakukan selama bulan suci umat Islam ini juga diadakan di Masjid Agung Omari, yang merupakan masjid terbesar dan tertua di Gaza.

Menara masjid yang berusia 1.400 tahun tersebut terlihat hancur, dan sebagian besar struktur bangungannya rusak parah akibat serangan tentara Israel dalam perang yang disebut genosida Gaza.

"Hari ini, kami menyaksikan salat Tarawih pertama di antara reruntuhan masjid. Di samping puing-puing ini, kami melaksanakan ibadah tarawih kami, berdoa kepada Allah agar menerima amal kami," kata Bilal Al Lahham, seorang imam di Kota Gaza, kepada Anadolu.

Kementerian Wakaf dan Urusan Agama di Gaza mengatakan pekan lalu bahwa dari 1.244 masjid di Gaza, 1.109 masjid telah hancur total atau rusak parah akibat serangan tentara.

Ramadan di tengah gencatan senjata yang rapuh

Ramadan tahun ini menyapa warga Palestina di Gaza di tengah skala kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut, termasuk pengungsian hampir 1,5 juta penduduk dari total populasi 2,3 juta di Gaza, karena rumah mereka hancur dan rusak parah akibat serangan tentara Israel.

Gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan telah diberlakukan sejak bulan lalu, sementara menghentikan perang genosida Israeldi Gaza telah meninggalkan pesisir laut ini dalam kehancuran dan menewaskan lebih dari 48.360 korban jiwa, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Kebrutalan tersebut menyebabkan kekurangan kebutuhan dasar yang parah, termasuk makanan, air, obat-obatan, dan listrik.

Pada bulan November, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga sedang menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional (ICJ) atas tindakan militernya di wilayah tersebut.

SUMBER:TRT World & Agencies
Intip TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us