Perang dagang Donald Trump terhadap mitra dagang terbesar Amerika Serikat semakin memanas setelah tarif besar-besaran AS terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok mulai berlaku, memicu tindakan pembalasan keras dari ketiga negara tersebut.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengecam tarif yang diberlakukan tersebut pada hari Selasa sebagai "hal yang sangat bodoh untuk dilakukan," dan mengatakan bahwa Trump berusaha untuk menghancurkan ekonomi Kanada guna mempermudah AS untuk annexasi negaranya.
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menyatakan bahwa ia akan mengumumkan tanggapan balasan negaranya terhadap langkah-langkah tersebut pada hari Minggu.
Angka pasar global merosot tajam sebagai respons terhadap eskalasi perang dagang ini, dengan indeks S&P 500 - salah satu indeks utama di Wall Street - memperpanjang kerugian baru-baru ini hingga menghapus semua sumber keuntungan sejak terpilihnyaTrump pada pemilu November lalu.
Trump sebelumnya telah mengumumkan - dan kemudian menunda - tarif 25 persen untuk impor dari mitra dagang utama Kanada dan Meksiko pada bulan Februari, ia menuduh mereka gagal menghentikan imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba. Ia melanjutkan kebijakan tersebut pada hari Selasa dengan alasan kurangnya kemajuan di kedua bidang tersebut.
Tarif besar-besaran ini akan mempengaruhi lebih dari $918 miliar impor AS dari kedua negara, mencakup berbagai produk mulai dari buah alpukat hingga kayu yang penting untuk pembangunan rumah di AS, serta mengganggu rantai pasokan untuk sektor-sektor utama seperti otomotif.
Trump juga menandatangani perintah pada hari Senin untuk meningkatkan tarif 10 persen yang sebelumnya diberlakukan terhadap Tiongkok menjadi 20 persen - menambah beban pada tarif yang sudah ada untuk berbagai barang Tiongkok.
Beijing mengecam "pengenaan tarif sepihak oleh AS," dengan mengajukan keluhan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mengancam akan memberlakukan tarif 10 dan 15 persen pada berbagai impor pertanian dari Amerika Serikat.
Perjuangan hingga 'akhir yang pahit'
Tarif balasan Kanada sebesar 25 persen terhadap barang senilai $30 miliar mulai berlaku pada hari Selasa, dan Trudeau menyatakann bahwa tarif tersebut akan diperluas hingga mencakup "sisa $125 miliar produk Amerika dalam waktu 21 hari."
Ia menuduh Trump - yang sering berbicara tentang menjadikan Kanada negara bagian ke-51 Amerika - ingin "melihat kehancuran ekonomi Kanada karena itu akan mempermudah annexasi kami."
"Warga Kanada itu masuk akal. Kami sopan. Tapi kami tidak akan mundur dari perang ini," tambahnya, seraya mengatakan bahwa Washington telah melancarkan "perang dagang."
Tiongkok juga menyatakan bahwa tarif mereka terhadap Amerika Serikat akan mulai berlaku minggu depan dan akan mempengaruhi puluhan miliar dolar produk impor, mulai dari kedelai hingga ayam.
Beijing mengumumkan bahwa semua impor kayu dari AS telah dihentikan dan pengiriman kedelai dari tiga eksportir Amerika juga telah dihentikan, sementara kementerian luar negeri negara tersebut berkomitmen untuk terus melawan perang dagang dengan AS hingga "akhir yang pahit."
Juru bicara perdagangan Uni Eropa Olof Gill memperingatkan bahwa tarif terhadap Kanada dan Meksiko mengancam "stabilitas ekonomi" negara-negara transatlantik dan berisiko mengganggu arus perdagangan global, serta mendesak Washington untuk memperbaiki arah kebijakan.
Tax Foundation memperkirakan bahwa sebelum memperhitungkan pembalasan dari luar negeri, tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok kali ini masing-masing akan memangkas output ekonomi AS sebesar 0,1 persen.