Washington, DC — Dulu, nama Mark Carney tercetak di bagian bawah uang kertas Kanada yang digunakan untuk membeli minuman dari mesin penjual otomatis atau disimpan di saku mantel. Sekarang, dia sedang menulis namanya di halaman teratas sejarah negara itu.
Hanya beberapa hari menjelang pemilu mendadak Kanada, Carney—yang belum pernah bertarung dalam satu kursi parlemen atau memegang jabatan—berada di ambang menjadi Perdana Menteri ke-24 negara itu.
Kenaikan Carney, yang terasa mustahil namun juga tak terelakkan, mengejutkan banyak pengamat politik Kanada. Di negara yang biasanya pergantian kepemimpinan berlangsung teratur atau melalui rencana matang, kemunculan Carney lebih terasa seperti gangguan pasar daripada transisi biasa.
Pasar taruhan kini menempatkan peluang Carney untuk menjadi perdana menteri pada angka yang mengejutkan: 80 persen.
Pierre Poilievre, yang sebelumnya menjadi kandidat unggulan, kini tertinggal seiring dengan perubahan angin politik yang bergerak cepat.
Namun, angka-angka itu hanya sebagian dari kisah ini. Carney, mantan bankir sentral berusia 59 tahun dengan latar belakang di institusi elit—Harvard, Oxford, Goldman Sachs, Bank of Canada, Bank of England—baru saja terpilih sebagai pemimpin Partai Liberal bulan lalu.
‘Bankir rock star’
Pendahulunya, Justin Trudeau, mengumumkan pengunduran dirinya pada Januari setelah hampir satu dekade menjabat. Carney memenangkan kontes kepemimpinan pada Maret, dan hanya sembilan hari kemudian, ia menyerukan pemilu.
Itu sebuah perjudian, tapi Carney bukan orang asing dengan risiko. Sebagian besar kariernya dihabiskan untuk membuat keputusan berisiko tinggi di ruangan tanpa jendela—pertama di Goldman, kemudian sebagai gubernur di dua bank sentral paling berpengaruh di dunia.
Pada 2008, saat krisis keuangan melanda, dia membantu Kanada menghindari dampak terburuk. Pada 2013, Inggris menjadikannya orang asing pertama yang memimpin Bank of England. Di sana, ia menjadi sosok yang stabil di tengah gejolak—Brexit, penghematan, dan pergolakan politik. Media Inggris bahkan menyebutnya 'bankir rock star'.
Namun, tidak ada tepuk tangan di Davos atau keahlian ekonomi yang bisa mempersiapkannya untuk jalur kampanye—jalan yang keras, di mana kredibilitas bisa menjadi beban dan kefasihan dalam keuangan iklim tak akan menggerakkan pemilih yang belum memutuskan di Manitoba atau Maritimes.
Lalu, secara tak terduga, Presiden AS Donald Trump berbicara.
Candaan yang mengguncang utara
Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari, Trump mengancam memberlakukan tarif 25 persen pada barang-barang Kanada dan tambahan 10 persen pada ekspor energi. Dia bahkan mengancam untuk 'mempertimbangkan kembali perbatasan utara' dan menjadikan Kanada negara bagian ke-51 AS.
Apakah Trump serius atau hanya bercanda, warga Kanada jelas tidak tertawa. Dan begitu saja, isu kotak suara pun muncul.
Retorika Presiden AS itu mengubah jalannya pemilu Kanada. Poilievre, yang awalnya diposisikan sebagai kandidat perubahan, kini dipandang oleh banyak pemilih sentris sebagai kuda Troya kebijakan bergaya 'America-first'.
Partai Liberal dengan cepat menuduh Poilievre lambat mengutuk ancaman Trump. Kampanye Konservatif tidak pernah pulih. Sebaliknya, Carney memandang momen ini sebagai eksistensial—tentang kedaulatan, stabilitas, dan apakah Kanada akan mendefinisikan dirinya sendiri atau didefinisikan oleh kedekatannya.
“Kita menghadapi krisis terbesar dalam hidup kita,” ujar Carney dalam debat terakhir di Montreal. “Donald Trump mencoba mengubah ekonomi dunia secara fundamental. Apa yang dia coba lakukan pada Kanada—dia mencoba menghancurkan kita, agar AS bisa memiliki kita.”
Komentar itu, yang tersebar luas di dunia maya, langsung menyentak kampanye. Partai Liberal melonjak dalam jajak pendapat, dan jumlah pemilih awal mencetak rekor. Menurut Elections Canada, lebih dari 7,3 juta warga Kanada telah memberikan suara—angka tertinggi untuk pemungutan suara awal.
Pesan Carney—stabil meskipun sedikit teknokratis—terasa relevan di masa yang penuh ketidakpastian. Pada Selasa lalu, dia mengatakan kepada wartawan bahwa jika Partai Liberal menang pada 28 April, warga Kanada bisa melihat anggaran federal kembali surplus dalam empat hingga lima tahun.
Carney tidak menyebutkan hal itu dalam rencana ekonominya, yang dirilis beberapa hari sebelumnya. Tidak ada pembicaraan tentang surplus saat itu.
Ketika ditanya tentang kelalaian itu selama kunjungan di Quebec, Carney tetap tenang. "Karena kita harus berhati-hati saat menyajikan angka," ujarnya—hati-hati, terukur, dengan tatapan mata yang mantap.
Tantangan pemerintahan
Bahkan para pengkritiknya mengakui bahwa Carney membawa perspektif yang lebih dewasa ke dalam pertarungan yang seringkali terasa kekanak-kanakan.
Namun, ada satu hal yang masih jadi pertanyaan besar: Carney belum pernah benar-benar terjun ke dunia politik. Dia belum pernah duduk di bangku oposisi atau mengatur legislasi di Parlemen yang terpecah.
Beberapa orang khawatir dia terlalu elit dan jauh dari realitas kehidupan sehari-hari—bahkan ada yang merasa dia belum benar-benar menyentuh tanah.
Tapi, di sisi lain, banyak yang melihatnya sebagai simbol kembalinya kompetensi, kesopanan, dan pemerintahan yang lebih matang di tengah situasi politik yang sering kali dipenuhi oleh para pemimpin populis dan slogan-slogan kosong.
Saat ini, jalan Carney menuju mandat penuh terlihat semakin terbuka. Meskipun margin kemenangannya tipis dan jajak pendapat semakin ketat, momentum tampaknya ada di pihaknya, dan sepertinya sejarah sudah mulai memilih.