Microsoft mengumumkan penutupan operasional langsungnya di Pakistan, mengakhiri kehadiran selama 25 tahun di negara tersebut. Perusahaan teknologi raksasa ini menyebut langkah itu sebagai perubahan strategis menuju model bisnis yang dipimpin oleh mitra.
Juru bicara Microsoft mengonfirmasi bahwa ke depan, pelanggan di Pakistan akan dilayani melalui mitra penjual resmi dan “kantor Microsoft lain yang berlokasi dekat,” demikian dilaporkan TechCrunch pada 4 Juli.
“Kami telah berhasil menerapkan model ini di sejumlah negara lain di dunia. Pelanggan tetap menjadi prioritas utama kami dan mereka dapat terus mengharapkan layanan dengan standar tinggi seperti biasa,” ujar perwakilan Microsoft tersebut.
Strategi yang sudah lama direncanakan
Kementerian Teknologi Informasi dan Telekomunikasi Pakistan membantah kabar bahwa Microsoft keluar dari pasar negara itu. Mereka menegaskan akan terus bekerja sama dengan kepemimpinan regional dan global Microsoft untuk memastikan bahwa perubahan struktural ini justru memperkuat, bukan melemahkan, komitmen jangka panjang perusahaan terhadap pelanggan, pengembang, dan mitra bisnis di Pakistan.
Dalam pernyataannya, kementerian menyebut keputusan Microsoft sebagai bagian dari program global untuk optimalisasi tenaga kerja. Langkah ini dinilai sebagai “strategi yang telah lama disinyalir,” yakni dengan mengurangi karyawan langsung dan beralih ke model penyampaian layanan berbasis mitra dan cloud, bukan bentuk penarikan diri dari pasar Pakistan.
Menurut kementerian, Microsoft telah lebih dulu memindahkan pengelolaan lisensi dan kontrak komersial Pakistan ke kantor pusat regional mereka di Irlandia dalam beberapa tahun terakhir. Layanan harian pun telah dijalankan oleh mitra lokal bersertifikat.
Meski demikian, sejumlah pengamat industri memperingatkan bahwa penutupan ini bisa berdampak negatif terhadap karyawan Microsoft yang berbasis di Pakistan.