DUNIA
2 menit membaca
Serangan udara junta Myanmar menewaskan 22 orang di sekolah: saksi mata
Serangan udara pada hari Senin di sebuah sekolah desa di pagi hari menewaskan 20 anak-anak dan 2 guru, meskipun junta telah berjanji untuk menghentikan tembakan setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 yang menewaskan ribuan orang.
Serangan udara junta Myanmar menewaskan 22 orang di sekolah: saksi mata
Jenazah korban yang tewas akibat dugaan serangan udara militer, dibaringkan di tanah di desa Ohe Htein Twin di kotapraja Tabayin, juga dikenal sebagai Depayin di wilayah Sagaing, Myanmar, 12 Mei 2025.
13 Mei 2025

Sebuah serangan udara oleh junta Myanmar menghantam sebuah sekolah dan menewaskan 22 orang, termasuk 20 anak-anak, menurut saksi mata, meskipun ada gencatan senjata kemanusiaan yang diklaim untuk membantu negara tersebut pulih dari gempa bumi yang dahsyat.

Serangan tersebut terjadi pada hari Senin di sebuah sekolah di desa Oe Htein Kwin – sekitar 100 kilometer di barat laut pusat gempa pada 28 Maret – sekitar pukul 10:00 pagi (0330 GMT), menurut penduduk setempat. "Untuk saat ini, total 22 orang – 20 anak-anak dan dua guru – telah tewas," kata seorang guru berusia 34 tahun di sekolah tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

"Kami mencoba bubarkan dan menyebar anak-anak, tetapi pesawat tempur itu terlalu cepat dan menjatuhkan bomnya," tambahnya.

Seorang pejabat pendidikan dari wilayah desa di daerah Sagaing melaporkan jumlah korban yang sama.

TRT Global - Serangan udara militer Myanmar di pedesaan tewaskan 12 orang, menurut pejabat setempat

Para saksi mata mengatakan mereka berusaha bersembunyi saat sebuah pesawat tempur udara melancarkan serangan pengeboman.

🔗

Juru bicara junta Myanmar tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Myanmar telah dilanda perang saudara sejak militer menggulingkan pemerintahan sipil pada tahun 2021, dengan junta mengalami kerugian besar melawan berbagai kelompok gerilya anti-kudeta dan kelompok bersenjata etnis yang telah lama aktif.

Militer berjanji untuk melakukan gencatan senjata sepanjang bulan ini "untuk melanjutkan proses pembangunan kembali dan rehabilitasi" setelah gempa berkekuatan 7,7 di wilayah tengah Myanmar yang menewaskan hampir 3.800 orang.

SUMBER:AFP
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us