DUNIA
3 menit membaca
40 warga sipil dan 11 tentara Pakistan tewas dalam bentrokan dengan India pekan lalu
India dan Pakistan telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata setelah hampir terlibat dalam konflik terbuka.
40 warga sipil dan 11 tentara Pakistan tewas dalam bentrokan dengan India pekan lalu
Pecahnya kekerasan ini merupakan yang terburuk sejak konflik terbuka terakhir antara kedua belah pihak pada tahun 1999. / AP
13 Mei 2025

Militer Pakistan mengumumkan pada Selasa bahwa sebanyak 40 warga sipil dan 11 anggota militernya tewas dalam konfrontasi bersenjata dengan India pekan lalu, yang disebut sebagai salah satu yang terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Ketegangan antara dua negara bertetangga yang memiliki senjata nuklir ini berlangsung selama empat hari dan nyaris berkembang menjadi konflik besar, sebelum Presiden AS Donald Trump mengumumkan tercapainya gencatan senjata pada Sabtu. Trump menyebut, gencatan senjata itu merupakan hasil mediasi Washington.

Dalam pernyataannya, militer Pakistan menyebut serangan India sebagai aksi yang “tidak beralasan dan tercela”, dan menyebutkan bahwa korban sipil termasuk tujuh perempuan dan 15 anak-anak.

“Saat mempertahankan tanah air dengan keberanian luar biasa, 11 personel Angkatan Bersenjata Pakistan gugur sebagai syuhada dan 78 lainnya terluka,” ujar militer Pakistan.

Militer juga menegaskan bahwa “setiap upaya untuk menantang kedaulatan atau integritas wilayah Pakistan akan dihadapi dengan respons yang cepat, menyeluruh, dan tegas.”

Sebelumnya, Pakistan hanya mengonfirmasi 33 korban sipil dan tidak mencatat adanya korban militer. Sementara itu, India menyatakan bahwa mereka kehilangan 15 warga sipil dan lima tentara.

Meskipun kedua belah pihak saling menyalahkan atas pelanggaran awal, gencatan senjata tampaknya masih berlaku hingga Selasa.

Trump pada Senin menyatakan bahwa campur tangan AS telah mencegah “perang nuklir yang buruk.”

“Kami menghentikan konflik nuklir... jutaan orang bisa saja terbunuh. Jadi saya sangat bangga akan hal itu,” katanya kepada wartawan di Gedung Putih.

Perdana Menteri India Narendra Modi, dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari yang sama, menuduh Pakistan lebih memilih menyerang daripada ikut melawan terorisme.

“Jika ada serangan teroris lain terhadap India, tanggapan yang kuat akan diberikan,” ujarnya.

Unggahan dari akun resminya di X pada Selasa menunjukkan Modi bertemu dengan anggota militer yang terlibat dalam konflik tersebut.

“Ini adalah pengalaman yang sangat istimewa untuk bersama mereka yang mewujudkan keberanian, tekad, dan keberanian tanpa rasa takut. India selamanya berterima kasih kepada angkatan bersenjata kita atas segala yang mereka lakukan untuk bangsa kita,” tulisnya.

Ketegangan terbaru dipicu oleh serangan terhadap wisatawan di wilayah Kashmir yang dikelola India pada 22 April lalu, yang menewaskan 26 orang. India menuduh Pakistan berada di balik serangan tersebut, namun Islamabad membantah tuduhan itu.

‘Air dan darah’

Bentrokan bermula sebelum fajar pada Rabu lalu, ketika India meluncurkan serangan rudal ke wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan, menghancurkan apa yang mereka klaim sebagai “kamp teroris”.

Serangkaian serangan udara, drone, rudal, dan artileri kemudian menyusul dari kedua pihak. Sedikitnya 60 orang dilaporkan tewas di kedua sisi perbatasan.

“Jika Pakistan ingin bertahan, ia harus menghancurkan infrastruktur terornya,” tegas Modi.

“India akan menyerang dengan presisi dan ketegasan terhadap kelompok teroris yang berkembang di bawah ancaman nuklir.”

“Sikap India sangat jelas. Teror dan pembicaraan tidak bisa berjalan bersama... Teror dan perdagangan tidak bisa berjalan bersama... Air dan darah tidak bisa mengalir bersama.”

Konflik ini menjadi kekerasan paling serius antara India dan Pakistan sejak perang terbuka terakhir pada 1999, dan telah memicu kekhawatiran internasional.

Militer Pakistan menyebut bahwa perwira berpangkat tertinggi yang gugur adalah seorang pemimpin skuadron angkatan udara. Mereka juga mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur India, namun tidak menyebut adanya pesawat mereka sendiri yang jatuh.

Pemerintah India juga belum mengonfirmasi adanya kerugian pesawat tempur dalam konflik ini.

SUMBER:AFP
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us