Di seluruh dunia, umat Muslim berkumpul untuk merayakan Idul Fitri, sebuah perayaan penuh sukacita yang menandai akhir bulan suci Ramadan. Setelah sebulan berpuasa dari fajar hingga senja, hari raya ini mempertemukan keluarga dan masyarakat untuk melaksanakan salat, menikmati hidangan, dan menjalankan tradisi-tradisi yang meriah.
Dari masjid-masjid megah di Istanbul hingga halaman Jakarta yang diterangi matahari, suasana dipenuhi semangat kebersamaan, rasa syukur, dan pembaruan.
Bagi banyak orang, Idul Fitri adalah waktu untuk refleksi mendalam dan berbagi. Di Timur Tengah, Afrika, dan Asia, masyarakat membagikan zakat fitrah, bentuk sedekah yang memastikan mereka yang membutuhkan juga dapat merasakan kebahagiaan hari raya.
Di pasar-pasar yang ramai, anak-anak memilih pakaian baru, manisan saling ditukar, dan meja-meja dipenuhi dengan hidangan tradisional. Seruan salat Idul Fitri menggema di kota dan desa, mengingatkan umat akan ikatan yang menyatukan mereka.
Namun, bagi jutaan orang, Idul Fitri kali ini dibayangi oleh kesulitan. Di Gaza, warga Palestina melaksanakan shalat Idul Fitri di antara reruntuhan masjid yang hancur akibat serangan udara Israel. Dengan blokade makanan dan bantuan yang semakin memperburuk penderitaan mereka, banyak keluarga berjuang untuk mendapatkan makanan yang cukup, apalagi merayakan hari raya.
Di Yaman dan Sudan, konflik dan keruntuhan ekonomi membuat masyarakat berada dalam kesulitan, menjadikan Idul Fitri lebih sebagai perjuangan untuk bertahan hidup daripada perayaan.
Di Suriah, Idul Fitri pertama sejak jatuhnya Bashar al-Assad membawa perasaan lega dan ketidakpastian saat negara tersebut menjalani transisi yang rentan setelah puluhan tahun pemerintahan otoriter.
Di India, di mana umat Muslim menghadapi diskriminasi yang meningkat dan pembatasan praktik keagamaan, masyarakat tetap berkumpul di masjid dan rumah untuk merayakan hari raya, menantang tantangan dengan ketangguhan dan keyakinan. Meskipun ada tekanan sosial dan politik, jalan-jalan tetap dipenuhi semangat perayaan, dan keluarga saling bertukar salam, menjaga tradisi yang telah lama menjadi bagian dari identitas mereka.
Di negara tetangga Pakistan dan Bangladesh, Idul Fitri dirayakan dengan sukacita dan kebersamaan. Jalan-jalan dipenuhi lampu, dan pasar-pasar ramai dengan makanan dan pakaian yang meriah.
Di Pakistan, keluarga berkumpul untuk salat dan menikmati hidangan mewah, sementara di Bangladesh, prosesi meriah dan salam hangat menandai hari tersebut. Meskipun ada tantangan, kedua negara ini merayakan Idul Fitri dengan kehangatan, kebersamaan, dan harapan.
Di Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Idul Fitri dirayakan dengan antusiasme yang luar biasa. Dari jalan-jalan di Jakarta yang ramai hingga desa-desa terpencil, keluarga berkumpul bersama untuk salat, menikmati hidangan, dan saling bertukar hadiah. Tradisi ikonik mudik, di mana jutaan orang melakukan perjalanan ke kampung halaman untuk berkumpul dengan orang tercinta, menjadikan hari raya ini sebagai momen kebersamaan dan perayaan nasional.
Di Arab Saudi, rumah bagi dua masjid paling suci dalam Islam—Masjid al-Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah—Idul Fitri memiliki makna spiritual yang mendalam. Para jemaah dari seluruh dunia berkumpul di Mekah untuk melakukan umrah, merayakan Idul Fitri di kota suci tersebut. Suasana dipenuhi dengan ketaatan saat umat melaksanakan salat dan merenungkan iman mereka, sementara kerajaan juga mengadakan jamuan besar dan perayaan publik untuk menghormati hari raya.
Di tempat lain, lanskap politik terus membentuk kehidupan komunitas Muslim. Di Amerika Serikat, para pendukung Palestina yang terkait dengan universitas menghadapi penangkapan sebagai bagian dari tindakan keras imigrasi pemerintahan Trump.
Di Eropa, meningkatnya Islamofobia dan pembatasan praktik keagamaan membayangi perayaan ini.
Namun, di tengah kesulitan, Idul Fitri tetap menjadi simbol harapan dan ketahanan yang kuat. Ini adalah hari di mana orang-orang berkumpul—bukan hanya untuk merayakan, tetapi juga untuk mengingat, berbagi, dan berdoa untuk dunia yang lebih adil dan damai.