Gambar satelit beresolusi tinggi yang dapat diakses publik melalui layanan peta Google dan Apple kini mengungkap lokasi sensitif di Israel, termasuk reaktor nuklir Dimona serta aktivitas serangan di Gaza, demikian ungkap sebuah laporan pada Selasa.
"Foto udara dari Pusat Penelitian Nuklir Dimona, pangkalan militer rahasia, dan gambar dari Gaza yang memperlihatkan pergerakan unit militer IDF (tentara Israel) kini tersedia secara publik" melalui layanan tersebut, tulis harian Israel Yedioth Ahronoth.
"Postingan terbaru di X dan platform lainnya menunjukkan bahwa resolusi gambar ini relatif tinggi dibandingkan sebelumnya, mencapai 0,4 meter," lanjut laporan itu.
"Tersedianya gambar satelit beresolusi tinggi di platform pemetaan besar menjadikannya sumber intelijen sumber terbuka (open-source intelligence) yang signifikan bagi pihak-pihak bermusuhan, peneliti, bahkan individu yang penasaran. Perkembangan ini merupakan akibat dari perubahan dalam kemampuan dan regulasi pencitraan satelit global," tambahnya.
Reaktor Dimona yang dibangun diam-diam dengan bantuan Prancis sejak akhir 1950-an merupakan fasilitas nuklir paling menonjol di Israel. Meskipun Israel mengklaim fasilitas ini untuk keperluan sipil, mantan teknisi nuklir Mordechai Vanunu pada tahun 1986 membocorkan kepada media rincian program senjata nuklirnya, mengungkap bukti yang menunjukkan adanya produksi hulu ledak nuklir.
Agen dinas rahasia Israel (Mossad) menculik Vanunu di Italia pada tahun 1988. Ia diselundupkan secara rahasia ke Israel dan dijatuhi hukuman 18 tahun penjara atas tuduhan pengkhianatan dan spionase. Ia dibebaskan pada 2004.
Pada 1997, AS memberlakukan Amandemen Kyl-Bingaman yang melarang pengambilan dan penyebaran citra satelit beresolusi tinggi dari Israel dan wilayah pendudukannya tanpa persetujuan otoritas federal.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa saat itu, sebagian besar citra satelit komersial berasal dari perusahaan-perusahaan AS, dan undang-undang itu muncul langsung sebagai hasil lobi diplomatik Israel di Kongres.
"Namun, situasinya telah berubah drastis. Pada 2017, Badan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) menyatakan bahwa citra satelit non-AS telah melampaui resolusi satelit AS," menurut surat kabar tersebut.
Hal ini memungkinkan layanan peta dan navigasi mengakses citra berkualitas tinggi dari Israel melalui sumber non-Amerika, tambahnya.
Melayang di atas Gaza
Surat kabar tersebut mencatat bahwa mendapatkan gambar beresolusi tinggi dari lokasi-lokasi rahasia di Israel, termasuk Pusat Penelitian Nuklir Dimona dan pangkalan strategis yang tidak tersembunyi di bawah tanah, telah menjadi hal yang relatif mudah selama lebih dari tiga tahun terakhir.
Gambar satelit juga menangkap “aktivitas pesawat tempur Israel, seperti F-15 di atas Gaza dan Lebanon, serta pergerakan unit darat.”
“Situasi ini tampaknya berada di luar kendali. Pemerintah Israel memiliki sedikit pengaruh terhadap publikasi gambar-gambar tersebut oleh entitas komersial Amerika, selama mereka mematuhi Amandemen Kyl-Bingaman,” tulis laporan itu.
Berbeda dengan tahun 1997, harian tersebut mencatat, kini banyak layanan daring global yang menawarkan citra satelit untuk navigasi dan pemetaan dalam berbagai kebutuhan komersial seperti pertambangan, pertanian, perencanaan kota, dan penelitian.
Pada tahun 2021, sumber asing melaporkan adanya konstruksi besar-besaran di Dimona, “sebuah kejadian yang di masa lalu akan sangat mustahil terjadi,” yang menurut surat kabar tersebut menyoroti “absurditas dari situasi ini.”
Satu-satunya negara bersenjata nuklir di Timur Tengah
Israel tetap menjadi satu-satunya negara di kawasan yang memiliki arsenal nuklir, yang tidak diawasi secara internasional, sembari terus menduduki wilayah Palestina, Suriah, dan Lebanon selama beberapa dekade.
Kementerian Pertahanan Israel dan juru bicara militernya menolak memberikan komentar, menurut Yedioth Ahronoth. Surat kabar tersebut menyebut bahwa “pendekatan yang tampaknya diambil pemerintah adalah mengabaikan masalah ini—strategi yang terbukti tidak efektif dalam beberapa tahun terakhir dalam menghadapi tantangan keamanan.”
Laporan ini muncul di tengah situasi di mana Israel telah menewaskan hampir 51.200 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkan di wilayah tersebut.