Dua asosiasi besar pilot komersial di India menolak klaim bahwa kesalahan manusia menjadi penyebab jatuhnya pesawat Air India yang menewaskan 260 orang, setelah laporan awal investigasi menemukan bahwa sakelar bahan bakar mesin pesawat dalam kondisi mati.
Laporan tersebut, yang dirilis pada Sabtu oleh Aircraft Accident Investigation Bureau (AAIB) India, tidak menyampaikan kesimpulan ataupun menyalahkan pihak tertentu terkait tragedi pada 12 Juni, namun mencatat bahwa salah satu pilot sempat bertanya kepada rekannya mengapa ia mematikan aliran bahan bakar—yang dijawab bahwa ia tidak melakukannya.
Tidak ada rincian lebih lanjut yang diungkap terkait percakapan di kokpit antara kedua pilot tersebut.
Indian Commercial Pilots Association (ICPA) menyatakan pihaknya “sangat terganggu oleh narasi spekulatif... khususnya tuduhan ceroboh dan tidak berdasar tentang dugaan bunuh diri oleh pilot.”
“Tidak ada dasar sama sekali untuk klaim seperti itu pada tahap ini,” demikian bunyi pernyataan ICPA pada Minggu, seraya menambahkan bahwa klaim tersebut “sangat tidak sensitif terhadap para korban dan keluarga mereka.”
“Dengan mudah menyebut dugaan bunuh diri pilot tanpa bukti yang diverifikasi merupakan pelanggaran besar terhadap etika jurnalistik dan penghinaan terhadap martabat profesi kami,” tegas ICPA.
Temuan awal itu telah memicu spekulasi dari beberapa pakar penerbangan independen, yang menyebut tindakan disengaja atau kelalaian oleh awak kokpit bisa jadi penyebab jatuhnya pesawat Boeing 787-8 Dreamliner tujuan London yang lepas landas dari Ahmedabad, India barat.
ICPA merespons dugaan para pakar bahwa sakelar kendali bahan bakar mesin hanya bisa dimatikan secara manual dan disengaja.
Airline Pilots’ Association of India (ALPA India), serikat lain yang mewakili sekitar 800 pilot, juga mengecam biro investigasi atas “kurangnya transparansi” dalam proses penyelidikan. Mereka menilai pihak-pihak yang terlibat dalam investigasi bukan tenaga ahli yang tepat.
“Kami merasa bahwa penyelidikan diarahkan dengan asumsi bahwa para pilot bersalah, dan kami sangat menolak pendekatan ini,” ujar Presiden ALPA India, Sam Thomas, dalam pernyataan yang dirilis Sabtu.
ALPA, yang mengklaim memiliki 100.000 anggota di seluruh dunia, juga meminta kepada AAIB untuk dilibatkan sebagai “pengamat guna memastikan transparansi dalam investigasi.”
Kecelakaan tersebut menewaskan 241 dari 242 orang di dalam pesawat, serta 19 orang lainnya yang berada di daratan.