Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim tiba di Jakarta untuk menghadiri Konsultasi Tahunan ke-13 antara Indonesia dan Malaysia, yang digelar di Istana Merdeka pada Selasa. Kedatangannya disambut langsung oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto di halaman Istana Merdeka pukul 10.10 pagi waktu setempat, menandai dimulainya rangkaian pertemuan diplomatik kedua negara.
Sebelum memasuki Ruang Kredensial, Presiden Prabowo memperkenalkan sejumlah menteri dari Kabinet Merah Putih kepada PM Anwar. Mereka termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Kepala BIN Muhammad Herindra dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya juga turut hadir dalam penyambutan resmi tersebut menurut laporan BPMI Sekretariat Presiden.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim memperkenalkan anggota delegasi Malaysia, termasuk Menteri Luar Negeri Mohamad Hasan, Menteri Dalam Negeri Saifuddin Nasution, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Tengku Zafrul Aziz, serta Menteri Pendidikan Fadhlina Sidek.
Di Ruang Kredensial, kedua pemimpin menjalani sesi foto resmi dan penandatanganan buku tamu kenegaraan, sebagai simbol penguatan hubungan bilateral. Agenda dilanjutkan pertemuan bilateral tertutup sebelum menggelar sesi diskusi bersama para delegasi kedua negara.
Selain membahas kerja sama di bidang ekonomi, perbatasan, dan teknologi, pertemuan tersebut juga dijadwalkan menghasilkan sejumlah nota kesepahaman yang memperkuat kemitraan strategis Indonesia-Malaysia.
Mediasi konflik ASEAN
Dalam pertemuan bilateral yang digelar di Istana Merdeka, Presiden Prabowo Subianto memuji upaya Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam memanfaatkan peran keketuaan Malaysia di ASEAN untuk mediasi gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja. Konflik perbatasan antara kedua negara pecah pada 24 Juli, berhasil diredakan melalui jalur diplomatik.
“Saya ingin mengucapkan selamat atas kepemimpinan Anda di ASEAN, telah berhasil sebagai mediasi dan memfasilitasi gencatan senjata dalam konflik antara Thailand dan Kamboja. Sebuah pencapaian yang patut kita syukuri,” kata Prabowo dikutip oleh BPMI Sekretariat Presiden.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia mendukung penuh pendekatan damai dalam penyelesaian konflik di kawasan dan siap mendukung Malaysia dalam menjalankan peran strategisnya sebagai ketua ASEAN tahun ini.
Perdana Menteri Anwar menanggapi dengan menegaskan kembali komitmen Malaysia terhadap prinsip-prinsip ASEAN dalam menyelesaikan konflik secara damai, melalui dialog dan negosiasi. Ia juga menyampaikan bahwa keberhasilan gencatan senjata ini adalah hasil dari kerja kolektif dan kepercayaan yang terbangun di antara negara-negara anggota.
“Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Filipina memiliki tanggung jawab bersama untuk memantau proses perdamaian yang sedang berlangsung,” tegas Anwar kepada Presiden Prabowo. Ia menekankan pentingnya solidaritas ASEAN dalam menghadapi tantangan geopolitik yang semakin kompleks.
Konsultasi Tahunan ke-13 ini menjadi agenda strategis bagi kedua negara untuk menyelaraskan sikap dalam isu kawasan, termasuk Myanmar, Laut China Selatan, dan krisis kemanusiaan. Kedua pemimpin sepakat bahwa ASEAN harus tetap relevan dan responsif terhadap dinamika regional dan global.
