Para peneliti berhasil memperoleh bukti fotografi pertama dari supernova dengan mekanisme ledakan ganda, menggunakan teleskop raksasa milik European Southern Observatory yang berlokasi di Chile.
Ledakan bintang atau supernova adalah peristiwa kosmik yang sangat dahsyat. Biasanya, supernova terjadi pada bintang dengan massa lebih dari delapan kali massa matahari, ketika bintang tersebut kehabisan bahan bakar nuklir dan inti bintangnya runtuh, memicu satu ledakan besar.
Namun, jenis supernova yang lebih langka melibatkan bintang yang berbeda—katai putih, yaitu sisa inti bintang—dengan dua ledakan yang terjadi secara berurutan.
Ledakan ganda tersebut menghancurkan total katai putih yang massanya setara dengan matahari, terletak sekitar 160.000 tahun cahaya dari Bumi ke arah konstelasi Dorado, di sebuah galaksi tetangga Bima Sakti yang dikenal sebagai Awan Magellan Besar.
Sebagai catatan, satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun.
Gambar yang berhasil diabadikan menunjukkan kondisi lokasi ledakan sekitar 300 tahun setelah peristiwa terjadi, dengan dua cangkang konsentris unsur kalsium yang menyebar ke luar angkasa.
‘Tak ada yang tersisa’
“Tak ada yang tersisa. Katai putih itu benar-benar hancur total,” ujar Priyam Das, mahasiswa doktoral astrofisika di University of New South Wales Canberra, Australia, yang juga merupakan penulis utama studi yang dipublikasikan pada Rabu di jurnal Nature Astronomy.
“Selisih waktu antara dua ledakan ini ditentukan oleh lamanya ledakan helium menjalar dari satu kutub bintang ke kutub lainnya. Hanya memakan waktu sekitar dua detik,” tambah Lvo Seitenzahl, astrofisikawan dan salah satu penulis studi, yang juga ilmuwan tamu di Australian National University di Canberra.
Para peneliti menggunakan instrumen MUSE (multi-unit spectroscopic explorer) pada teleskop raksasa itu untuk memetakan distribusi unsur kimia dalam sisa-sisa supernova.
Astronomi forensik
Dalam gambar tersebut, unsur kalsium tampak dalam warna biru—cincin luar berasal dari ledakan pertama, sedangkan cincin dalam dari ledakan kedua.
Dua lapisan kalsium itu, menurut Das, merupakan “bukti sempurna dari mekanisme ledakan ganda.”
Ia juga menyebut pendekatan ini sebagai “astronomi forensik”—istilah yang ia ciptakan sendiri—karena melibatkan studi terhadap sisa-sisa bintang mati untuk memahami penyebab kematiannya.
Bintang dengan massa hingga delapan kali matahari memang diperkirakan akan berakhir sebagai katai putih.
Selain bernilai ilmiah, gambar supernova ini juga menyimpan keindahan visual.
“Ini indah sekali,” kata Seitenzahl. “Kita sedang menyaksikan proses kelahiran unsur-unsur dalam kematian sebuah bintang.”
“Big Bang hanya menghasilkan hidrogen, helium, dan litium. Di sinilah kita melihat bagaimana unsur seperti kalsium, sulfur, atau besi tercipta dan kembali tersebar ke galaksi asalnya—sebuah siklus kosmik materi,” pungkasnya.