Polisi Pakistan menangkap 149 orang, termasuk 71 warga asing yang sebagian besar berasal dari China, dalam penggerebekan di sebuah pusat panggilan penipuan, kata Badan Investigasi Kejahatan Siber Nasional (NCCIA) pada hari Kamis.
Kemudian, sebuah pengadilan di Faisalabad menyerahkan 69 tersangka kepada NCCIA untuk penahanan fisik selama lima hari, sementara 62 lainnya dikirim ke penjara untuk penahanan yudisial selama 14 hari, menurut laporan The Express Tribune.
Sebanyak tujuh kasus terkait penipuan keuangan dan penyesatan telah diajukan terhadap mereka.
"Selama penggerebekan, sebuah pusat panggilan besar terungkap, yang terlibat dalam skema Ponzi dan penipuan investasi," kata NCCIA dalam sebuah pernyataan.
"Melalui jaringan penipuan ini, masyarakat telah ditipu, dan sejumlah besar uang dikumpulkan secara ilegal."
Badan tersebut mengatakan mereka bertindak berdasarkan informasi tentang jaringan tersebut, yang beroperasi di kota Faisalabad, sebuah pusat manufaktur di bagian timur negara itu.
Badan tersebut mengatakan kepada AFP bahwa penggerebekan dilakukan di kediaman Tasheen Awan, mantan kepala jaringan listrik kota, yang belum ditangkap.
Semua yang ditangkap saat ini dalam tahanan, termasuk 78 warga Pakistan dan 48 warga China, serta warga negara dari Nigeria, Filipina, Sri Lanka, Bangladesh, Zimbabwe, dan Myanmar.
Sebanyak 18 dari 149 orang yang ditangkap adalah perempuan, tambahnya.
Salinan laporan polisi menyebutkan bahwa para korban awalnya menerima pengembalian kecil atas investasi pertama mereka, sebelum dibujuk untuk menyerahkan jumlah uang yang lebih besar.
"Para tersangka menjalankan grup WhatsApp di mana mereka memikat orang-orang biasa dengan memberikan tugas investasi kecil seperti berlangganan saluran TikTok dan YouTube tertentu," kata laporan itu.
"Kemudian, mereka mengalihkan korban ke tautan Telegram untuk tugas online lebih lanjut yang membutuhkan investasi lebih besar."