DUNIA
2 menit membaca
Azerbaijan dan Rusia saling bertukar protes saat ketegangan diplomatik meningkat
Baku menuduh polisi Rusia melakukan penyiksaan setelah kematian dua warga negara dalam tahanan, sementara Moskow menuntut pembebasan staf Sputnik.
Azerbaijan dan Rusia saling bertukar protes saat ketegangan diplomatik meningkat
Warga memegang potret WN Azerbaijan Huseyn dan Ziyaddin Safarov, yang tewas dalam tahanan polisi Rusia. / Reuters
2 Juli 2025

Azerbaijan dan Rusia saling melayangkan protes diplomatik resmi, setelah ketegangan meningkat menyusul penggerebekan polisi di kota Yekaterinburg, Rusia, yang mengakibatkan kematian dua warga negara Azerbaijan dalam tahanan.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan telah memanggil Duta Besar Azerbaijan di Moskow, Rahman Mustafayev, untuk menyampaikan protes "keras" atas apa yang disebut sebagai tindakan "tidak bersahabat" baru-baru ini oleh Baku dan langkah-langkah "sengaja" yang bertujuan merusak hubungan bilateral.

Dalam pertemuan tersebut, Mustafayev menerima nota verbal yang menuntut pembebasan dua staf Rusia dari kantor berita Sputnik, media milik negara Rusia, yang ditahan di Baku sehari sebelumnya.

Kementerian Dalam Negeri Azerbaijan pada hari Senin mengonfirmasi bahwa aparat penegak hukum telah melakukan operasi di kantor Sputnik Azerbaijan di ibu kota Baku.

Di antara mereka yang ditahan adalah kepala kantor tersebut, Igor Kartavykh, dan pemimpin redaksinya, Yevgeny Belousov.

Langkah ini dilakukan setelah operasi polisi di Yekaterinburg pada hari Jumat, di mana dua warga negara Azerbaijan ditangkap dan kemudian meninggal dalam tahanan.

Baku telah menyerukan penyelidikan penuh dan penuntutan terhadap mereka yang bertanggung jawab.

Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Azerbaijan memanggil kuasa usaha Rusia dan mengeluarkan nota diplomatik yang memprotes apa yang mereka gambarkan sebagai "penggunaan penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan martabat" oleh aparat penegak hukum Rusia selama interogasi terhadap warga Azerbaijan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan, Aykhan Hajizada, mengatakan bahwa nota tersebut menggambarkan tindakan polisi Rusia sebagai pelanggaran norma hukum dan hak asasi manusia yang diakui secara internasional.

Ia juga menyatakan bahwa pihak Azerbaijan menyampaikan keprihatinan mendalam atas "intoleransi etnis" yang ditunjukkan selama penggerebekan dan liputan media terkait insiden tersebut.

"Nota tersebut menekankan bahwa tindakan ini telah memicu reaksi publik yang sangat negatif di Azerbaijan," kata Hajizada, seraya menyerukan penyelidikan yang mendesak dan transparan serta penuntutan terhadap mereka yang bertanggung jawab.

Duta Besar Azerbaijan juga menegaskan kembali posisi Baku bahwa operasi penegakan hukum di kantor Sputnik Azerbaijan sesuai dengan hukum domestik dan kewajiban internasional.

Sebuah kasus pidana telah dibuka oleh Kantor Kejaksaan Agung Azerbaijan.

Menurut Hajizada, nota tersebut memperingatkan Rusia agar tidak ada campur tangan dalam urusan internal Azerbaijan dan menuduh pihak berwenang Rusia merusak hubungan bilateral melalui tindakan yang melanggar hukum.

SUMBER:TRT World and Agencies
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us