Menteri Luar Negeri dari Jepang, China, dan Korea Selatan berkumpul di Kuala Lumpur pada hari Kamis untuk menghadiri pertemuan puncak bersama negara-negara Asia Tenggara, yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama multilateral di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Menteri Luar Negeri Jepang Iwaya Takeshi menekankan pentingnya kerangka kerja ekonomi internasional berbasis norma dagang yang saling menguntungkan, mengadvokasi sistem bebas, adil, dan terbuka.
"Jepang berkomitmen untuk bekerja sama dengan negara-negara lain guna memperkuat tatanan ini, terutama karena perdagangan global menghadapi tekanan yang semakin meningkat," ujarnya.
Menyoroti tantangan regional bersama, Iwaya menegaskan kembali dedikasi Tokyo untuk bermitra dengan Asia Tenggara dalam kesiapsiagaan bencana, ketahanan pangan, isu-isu demografis seperti masyarakat yang menua dan penurunan angka kelahiran, serta perang melawan kejahatan terorganisir.
Ia juga menyuarakan kekhawatiran atas kemajuan program nuklir dan rudal Korea Utara akibat meningkatnya kerja sama militer Korea Utara dengan Rusia, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Jepang.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dalam sambutannya, memuji kemajuan kolaborasi Asia Timur, dengan mengatakan bahwa hal tersebut telah mempercepat integrasi ekonomi, meningkatkan respons krisis, dan mendorong pembangunan regional secara keseluruhan. “Asia Timur telah menjadi kawasan paling dinamis di dunia berkat upaya bersama kita,” ujarnya.
Namun, Wang memperingatkan risiko yang muncul terkait dengan ‘unilateralisme’, ‘proteksionisme’, dan pembatasan perdagangan. Ia mendesak negara-negara untuk menjaga persatuan dan memperdalam integrasi di bidang-bidang seperti perdagangan, keuangan, inovasi teknologi, dan keterlibatan budaya.
China mengusulkan empat pilar strategis kerja sama masa depan dengan menciptakan ekonomi yang terhubung, memperkuat jaring pengaman keuangan, merangkul inovasi, dan meningkatkan ikatan budaya.
Mewakili Korea Selatan, Wakil Menteri Luar Negeri Park Yoon-joo menyoroti kerangka kerja ASEAN Plus Tiga sebagai landasan kekuatan ekonomi regional.
Berbicara kepada The Korea Herald, ia menyerukan inisiatif bersama yang berkelanjutan untuk mengatasi isu-isu regional yang mendesak.
Park juga menyuarakan kekhawatiran Jepang atas pengembangan senjata Korea Utara dan hubungan militernya dengan Rusia, yang memperkuat ketidakpastian dinamika pertahanan regional di kawasan tersebut.