Pada tanggal 31 Agustus malam, tepat pukul 10.13, sepasang suami-istri asal Amerika Serikat melihat objek misterius yang bersinar di langit malam di atas Montana, AS.
“Apakah itu bintang jatuh?” seru salah satu dari mereka.
Namun, ketika berpindah untuk mendapatkan pemandangan yang lebih jelas, keduanya terkaget oleh pemandangan 'mencengangkan' dari sebuah pesawat yang sangat besar dengan lampu yang berkelap-kelip dan cahaya oranye-merah yang berputar-putar di dasarnya.
Sebuah postingan yang menarik perhatian di Reddit dari dua minggu yang lalu ini - yang menggambarkan apa yang dikenal sebagai 'pertemuan jarak dekat jenis ketiga' dari film Hollywood yang terkenal itu - menambah daftar penampakan UFO yang dilaporkan di Amerika Serikat menjelang sidang dengar pendapat di Kongres tentang apa yang secara resmi disebut 'fenomena udara yang tidak dapat dijelaskan'.
Menurut laporan media, sidang ini diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa minggu mendatang.
Insiden yang dirinci dalam postingan tersebut terjadi di Choteau, sebuah kota kecil dan tenang yang terletak di jantung negara bagian Montana, Amerika Serikat -60 mil dari pangkalan senjata nuklir Angkatan Udara AS.
Di bulan Mei, Senator New York Kirsten Gillibrand, yang mengonfirmasi sidang yang akan datang, menyatakan keprihatinannya tentang pesawat drone yang tidak teridentifikasi di dekat lokasi militer.
“Sangat memprihatinkan karena itu adalah spyware yang digunakan oleh musuh, oleh karenanya kami ingin mendapatkan informasi yang mendalam mengenai hal tersebut,” kata Gillibrand dalam sebuah wawancara dengan podcast Ask a Pol, di mana pokok pembahasannya adalah mengenai implikasi dari laporan Kantor Penyelesaian Anomali Seluruh Domain (AARO) yang tidak diklasifikasikan.
“Kami juga ingin mencoba untuk terus membangun kredibilitas di dalam kantor ini (AARO) sehingga akan lebih banyak masyarakat yang dapat melaporkan penampakan dan turut serta menjadi wadah dalam pengiriman informasi dan pertanyaan,” ujar anggota parlemen Partai Demokrat dari New York tersebut.
“Karena pada akhirnya itulah tugas yang seharusnya dilakukan oleh kantor ini.”
Kantor Resolusi Anomali Seluruh Domain (AARO) didirikan pada tahun 2022 setelah laporan Pentagon tahun 2021 tentang fenomena udara tak dikenal (UAP), yang mendokumentasikan 144 penampakan, tetapi hanya dapat menjelaskan satu penampakan, dan mengaitkan kurangnya kesimpulan untuk 143 penampakan yang tersisa dengan data yang tidak mencukupi.
Tujuan kantor AARO tidak hanya untuk mengatasi masalah keamanan yang timbul akibat seringnya pertemuan antara fasilitas militer atau pesawat terbang dengan objek terbang tak dikenal, tetapi juga mengeksplorasi atas adanya kemungkinan adanya kehidupan di luar angkasa.
Berdasarkan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2023, kantor tersebut dituntut untuk mengeluarkan laporan kepada Kongres mengenai riwayat catatan pemerintah secara rinci yang berkaitan dengan “fenomena anomali yang tidak teridentifikasi” (UAP) sejak tahun 1945.
Laporan pertama dari dua jilid laporan tersebut telah disampaikan kepada Kongres pada bulan Maret, menyimpulkan bahwa “tidak ada bukti” yang menghubungkan penampakan dengan alien atau intelijen luar angkasa, sebagian besar kejadian tersebut justru hanya terkelompok sebagai “objek dan fenomena biasa” atau kasus-kasus kesalahan identifikasi.
“AARO menyadari bahwa sebagian besar memegang teguh keyakinan seperti ini yang didasarkan pada persepsi mereka tentang pengalaman masa lalu, pengalaman orang lain yang mereka percaya, atau media dan outlet online yang mereka yakini sebagai sumber informasi yang kredibel dan dapat diverifikasi,” dilansir pada laporan itu.
Namun, laporan AARO tersebut menjadi perdebatan sejak dirilis, para kritikus menyatakan bahwa laporan tersebut mengandung berbagai kesalahan, kelalaian serta gagal membahas aspek-aspek historis dan ilmiah yang memadai mengenai fenomena UAP.
“Meskipun saya menghargai upaya AARO, laporan terbaru mereka kurang mendalam dan transparan,” ujar Dr. Beatriz Villarroel, seorang astronom di Nordic Institute for Theoretical Physics di Stockholm, kepada TRT World.
“Sebagai contoh, mereka meremehkan peristiwa penampakan UFO di Washington D.C. pada tahun 1952 yang sangat terkenal”.
Pada bulan Juli 1952, serangkaian penampakan benda terbang tak dikenal (UFO) dilaporkan di atas Washington D.C., peristiwa ini sering disebut “1952 Washington Flap.”
Menyusul laporan peristiwa tersebut, pemerintah AS mengerahkan jet-jet tempur untuk mencegat objek tersebut, namun UFO tersebut dilaporkan lebih cepat dan lebih cepat dari jet tempur tersebut.
Meskipun Angkatan Udara kemudian mengaitkan penampakan tersebut dengan kemungkinan gangguan radar akibat inversi suhu, insiden tersebut menyebarluaskan perhatian publik pada saat itu, termasuk salah satu kasus UFO yang paling diperdebatkan dalam sejarah.
Villarroel juga menegaskan terdapat masalah besar dalam komunitas ilmiah, ia menuturkan bahwa banyak jurnal yang masih enggan mempublikasikan penelitian tentang UFO, banyak makalah yang sering ditolak mentah-mentah bahkan sebelum makalah tersebut melalui peer review.
Minimya keterlibatan akademis, menurutnya, mengarah pada “kesenjangan pengetahuan” di mana pemerintah diharapkan untuk memberikan jawaban tanpa keterlibatan ilmiah yang sesuai.
Sejak laporan Pentagon tahun 2021 yang medokumentasikan banyak penampakan UAP tanpa mengesampingkan kemungkinan makhluk luar angkasa; semakin banyak masyaeakat yang mulai mempercayai keberadaan UFO, Berdasarkan statistik.
Pada tahun 2022, sebuah polling suara YouGov menunjukkan bahwa persentase orang Amerika yang percaya bahwa UFO kemungkinan besar adalah kapal alien atau bentuk kehidupan telah meningkat dari 20 persen pada tahun 1996 menjadi 34 persen pada tahun 2022, setahun setelah laporan Pentagon tersebut diterbitkan.
Sementara Jajak suara Gallup dari tahun 2021 juga mendukung pendapat ini, dengan angka yang menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen warga Amerika percaya bahwa pesawat ruang angkasa asing telah mengunjungi Bumi, naik dari 33 persen pada tahun 2019.
SUMBER: TRT WORLD DAN AGENSI