Lebih dari 1.500 anggota korps lapis baja Israel, termasuk jenderal, telah menandatangani petisi yang mendesak pemerintah Israel untuk memprioritaskan pengembalian sandera yang ditahan di Gaza, meskipun hal itu harus dilakukan dengan mengakhiri perang di wilayah Palestina tersebut.
Menurut harian Maariv pada hari Senin, petisi tersebut ditandatangani oleh 1.525 anggota korps lapis baja, mulai dari prajurit hingga jenderal.
Mereka menyerukan kepada pemerintah untuk “melakukan segala cara demi memastikan pembebasan para sandera—meskipun itu berarti menghentikan pertempuran.”
Para penandatangan termasuk tentara yang pernah bertugas di unit tank dan kemudian menjadi warga sipil tanpa mengikuti sekolah perwira, tentara veteran, komandan junior, serta mantan perwira tinggi militer Israel, termasuk mantan kepala korps lapis baja dan komandan divisi, menurut Maariv.

Daftar penandatangan juga mencakup mantan Perdana Menteri dan Kepala Staf Angkatan Darat Ehud Barak, mantan Kepala Komando Pusat Amram Mitzna, mantan Kepala Staf Dan Halutz, mantan Kepala Intelijen Militer Amos Malka, mantan Kepala Komando Pusat Avi Mizrahi, dan mantan Komandan Brigade Lapis Baja ke-14 Amnon Reshef.
Petisi ini merupakan bagian dari gelombang seruan publik yang lebih luas dari personel militer Israel, baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun, yang menuntut pengembalian sandera dan penghentian perang.
Hingga saat ini, hampir sepuluh petisi telah diajukan oleh tentara yang meminta diakhirinya perang di Gaza sejak hari Kamis.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengancam akan memberhentikan tentara aktif yang menandatangani petisi tersebut.