‘Gemini kini jadi OS’: Google I/O ubah branding masa depan, bukan hanya smartphone
BISNIS DAN TEKNOLOGI
4 menit membaca
‘Gemini kini jadi OS’: Google I/O ubah branding masa depan, bukan hanya smartphoneGoogle I/O 2025 jadi tanda perubahan besar di dunia teknologi, di mana peran smartphone mulai tergantikan oleh agen AI yang kini jadi ‘sistem operasi’ untuk segalanya — sebuah momen transformasi yang tak bisa diubah lagi.
Para eksekutif puncak Google, termasuk CEO Sundar Pichai, naik panggung minggu ini di I/O untuk mengungkap teknologi AI terbaru mereka. / Public domain
23 Mei 2025

Washington, DC — Saat confetti berhenti bertebaran di Shoreline Amphitheatre, San Francisco Bay Area, ada sesuatu yang terasa hilang.

Bukan fitur baru, bukan juga ponsel. Tapi sebuah filosofi.

Dari pembukaan oleh CEO Google Sundar Pichai sampai slide terakhir, Google I/O 2025 bukan sekadar konferensi developer biasa. Ini lebih seperti perubahan arah besar. Sebuah komitmen kuat.

Tidak ada teaser Pixel baru. Tidak ada versi Android baru. Hanya Gemini. Ada di mana-mana, di segala hal. Jawaban Google untuk OpenAI dan Microsoft — dengan gaya yang besar, berani, dan dramatis.

Tapi dari semua sorak sorai itu, muncul pertanyaan yang lebih keras: apa harganya?

“Google mungkin sedang mengisyaratkan era smartphone sudah hampir selesai, atau mungkin cuma sedang rebranding dengan menjadikan AI pusat perhatian di I/O 2025,” kata Zane Riedel, seorang ahli strategi AI dan futuris asal San Francisco, kepada TRT World.

Sang agen ‘memakan’ sistem operasi

Untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, Google tidak mengucapkan kata “Android” sebagai versi rilis terbaru. Ketidakhadiran itu bukan kelalaian, melainkan bagian dari pertunjukan.

Menggantikan itu: Gemini 2.5 — sebuah kecerdasan baru yang tidak hanya ada di dalam ponsel, tapi melayang di sekitar kehidupanmu.

Ia menulis kode untukmu. Mengatur jadwal perjalananmu. Membantu membuat slide presentasi. Menerjemahkan suaramu secara langsung ke bahasa lain. Berbincang seperti teman. Bahkan bisa mengalahkan permainan Pokémon Blue saat kamu bosan.

Ini bukan aplikasi. Bahkan bukan sekadar asisten. Inilah yang Google sebut agen.

Tapi saat agenmu membaca file-file pribadimu, memprediksi kebutuhanmu, mengedit dokumen, dan membantu mengatur harimu, seberapa besar sebenarnya kebebasanmu yang tersisa?

“Google bukan meninggalkan perangkat keras,” kata Riedel. “Mereka sedang mengubahnya menjadi antarmuka AI yang mulus — di mana smartphone jadi jembatan AI untuk mobil, kacamata pintar, bahkan ruang tamu. Gemini kini adalah sistem operasinya.”

Dari bilah pencarian menuju kesadaran

Ke depan, Google ingin Gemini mengubah cara kamu mencari informasi. Ia tak hanya akan menampilkan hasil, tapi juga mengajukan pertanyaan lanjutan, merangkai jawaban dari memori dan penalaran.

Mereka menyebutnya “AI Mode.” Rasanya seperti filter yang menyelimuti realitas — prediktif, generatif, dan terasa sangat menentukan.

Nantinya, Gemini juga akan “memeriksa pekerjaannya sendiri,” kata mereka.

Metode kerjanya belum diperlihatkan, dan saat ini ini masih janji. Di sinilah batasannya mulai kabur.

Google tidak hanya meminta kamu menggunakan AI. Mereka ingin kamu berpikir melalui AI.

Sebuah studio film di dalam browser kamu

Google memperlihatkan banyak hal di I/O 2025. Contohnya: Flow. Mesin teks ke video yang mengubah kata-katamu jadi sebuah naskah — karakter, pencahayaan, dialog. Kamu bayangkan, ia wujudkan.

Lalu ada Veo 3: film pendek dengan fisika realistis dan elemen kekacauan yang kaya detail. Jawaban Google atas Sora dari OpenAI.

Dan Beam — dulunya dikenal sebagai Project Starline — kini jadi alat panggilan video real-time multibahasa yang menerjemahkan suaramu dengan aksen sendiri ke bahasa lain. Ia bukan sekadar menampilkan teks, tapi benar-benar ‘menyampaikan’ pesan.

Semua ini kembali lagi ke Gemini. Penulis. Penerjemah. Sutradara.

Era smartphone berganti nama

Inilah pemikiran di balik perubahan besar ini. Jika Android kini dianggap cuma sebagai ‘pipa’ di belakang layar, lalu apa sebenarnya ponsel sekarang?

Apakah ia menjadi tuan rumah? Sebuah cangkang? Atau layar tempat agen itu berbicara?

Ini bukan kematian era smartphone secara langsung. Tapi ponsel sudah bukan lagi bintang utama.

Bintang sebenarnya adalah sistem di balik layar — yang berbasis server, didukung cloud, dan kaya memori. Sesuatu yang menjawab sebelum kamu selesai bertanya. Yang membangun bersama kamu, untuk kamu, bahkan mungkin melalui kamu.

“Pemikiran dan kreativitas Gemini 2.5, yang diperlihatkan lewat Jules atau Flow, menunjukkan kemajuan nyata,” kata Riedel. “Tapi kita masih butuh beberapa tahun lagi untuk punya sistem yang benar-benar aman dan dapat diandalkan secara universal.”

Ia mengingatkan bahwa meski alat seperti Astra sudah menawarkan kesadaran kontekstual dan kemampuan menyimpan informasi, “alat-alat ini paling efektif di lingkungan yang terkontrol — seperti membuat kuis atau meringkas makalah — bukan di situasi kompleks dan ambigu di mana etika manusia masih sangat penting.”

Riedel memperkirakan butuh “tiga sampai lima tahun” sebelum agen kelas konsumen bisa beroperasi tanpa pengawasan. “Kita sudah dekat — tapi belum cukup dekat untuk berhenti bertanya.”

Rebranding sekaligus titik balik

Google sebenarnya bukan sedang menjadi perusahaan AI. Para ahli bilang, Google sudah menjadi perusahaan AI sejak lama.

Namun dalam upayanya mengalahkan OpenAI dan Microsoft, Google bertaruh besar pada satu ide: masa depan bukanlah sebuah produk, melainkan sebuah hubungan. Dengan sebuah model. Dengan sebuah agen.

Apa yang dulu cuma perangkat di tanganmu, kini berubah jadi kecerdasan yang mengiringi langkahmu. Dan itulah taruhannya.

Karena jika Gemini adalah antarmuka baru — lapisan di antara kita dengan cara kita bekerja, mencari, berbicara, bahkan berpikir — maka ini bukan sekadar peluncuran produk.

Ini adalah titik balik teknologi yang baru.

Perubahan sebesar kelahiran smartphone. Di mana platform mulai kabur dan antarmuka mulai menghilang.

“Simpulan saya, AI kini menjadi sistem operasi untuk segalanya. Dan setelah transisi itu dimulai, tidak akan ada jalan kembali,” tutup Riedel.

SUMBER:TRT World
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us