Administrasi Teknologi Siber China (Cyberspace Administration of China/CAC) memanggil perusahaan raksasa chip asal AS, Nvidia, untuk memberikan klarifikasi terkait "risiko keamanan pintu belakang" yang terkait dengan chip komputasi H20 miliknya.
"Baru-baru ini, masalah keamanan serius pada chip komputasi Nvidia telah terungkap. Sebelumnya, anggota parlemen AS menyerukan agar chip canggih yang diekspor dari AS dilengkapi dengan kemampuan pelacakan dan lokasi," kata CAC dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
CAC menyatakan bahwa para ahli kecerdasan buatan di AS mengungkapkan bahwa chip komputasi Nvidia memiliki teknologi pelacakan dan lokasi yang canggih, serta kemampuan untuk mematikan perangkat dari jarak jauh.
"Untuk melindungi keamanan jaringan dan data pengguna di China, serta sesuai dengan Undang-Undang Keamanan Siber, Undang-Undang Keamanan Data, dan Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi, Administrasi Ruang Siber China memanggil Nvidia pada 31 Juli 2025, meminta perusahaan tersebut menjelaskan risiko keamanan backdoor pada chip komputasi H20 yang dijual ke China dan menyerahkan dokumen pendukung terkait," tambahnya.
Pada bulan April, Washington membatasi Nvidia untuk menjual chip H20-nya ke China sebagai bagian dari eskalasi perang teknologi dengan Beijing, dengan mengatakan bahwa perusahaan tersebut memerlukan lisensi ekspor "untuk waktu yang tidak ditentukan" agar dapat menjual chip tersebut ke negara tersebut.
Nvidia menyatakan bahwa mereka memperkirakan akan mencatat kerugian hingga $5,5 miliar pada kuartal pertama fiskal mereka akibat persyaratan ekspor AS yang kini diberlakukan pada chip H20 untuk pasar China.
Awal bulan ini, Nvidia mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan penjualan chip AI H20-nya ke China setelah pemerintah AS berjanji untuk mencabut pembatasan lisensi.