Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Inggris dan Eropa secara lebih luas untuk mengurangi ketergantungan ekonomi dan teknologi mereka pada Amerika Serikat dan China, dengan memperingatkan bahwa ketergantungan semacam itu membawa risiko jangka panjang terhadap kedaulatan dan otonomi strategis.
Berbicara di hadapan kedua majelis Parlemen Inggris selama kunjungan kenegaraan ke London pada hari Selasa, Macron mengatakan: “Jika kita masih bergantung pada China dan Amerika Serikat, saya pikir kita memiliki gambaran yang jelas tentang masa depan kita dan masa depan anak-anak kita.”
“Kami menginginkan dunia yang terbuka. Kami ingin bekerja sama, tetapi tidak bergantung,” tegasnya.
Ia mengkritik apa yang disebutnya sebagai “kapasitas berlebih dan subsidi lainnya” dari China, sambil juga menunjuk pada “perang dagang” yang diprakarsai oleh Amerika Serikat, yang ia gambarkan sebagai “keputusan eksplisit untuk tidak lagi mematuhi WTO.”
Ia mendesak agar Eropa untuk tidak terlalu bergantung pada Amerika Serikat dan China, Macron menambahkan: “Setiap kali kita bergantung, setiap kali kita tidak mampu berdiri sendiri, memutuskan, dan sepakat untuk tidak sepakat. Ini adalah awal dari masalah kita.”
Pernyataannya ini disampaikan menjelang KTT Prancis-Inggris di London pada hari Kamis, di mana para pemimpin diharapkan mengumumkan inisiatif baru di bidang pertahanan, energi, dan ekonomi.
Ini adalah pidato pertama oleh presiden Prancis di Parlemen Inggris sejak tahun 2008 dan yang pertama oleh kepala negara Uni Eropa sejak Brexit.