TÜRKİYE
3 menit membaca
Membela Palestina adalah membela kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian — Erdogan
Presiden Turkiye mengecam ofensif Israel di Gaza, mengutuk keheningan Barat, dan berjanji untuk terus mendukung Palestina: "Bahkan jika kita berdiri sendiri, kita akan mempertahankan perjuangan ini."
Membela Palestina adalah membela kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian — Erdogan
Erdogan tentang Palestina / AA
18 April 2025

Presiden Recep Tayyip Erdogan melontarkan kecaman keras terhadap perang Israel yang terus berlangsung di Gaza. Ia menyebut diamnya dunia atas kekejaman tersebut sebagai “keruntuhan moral”, dan menegaskan bahwa Turkiye akan terus mendukung rakyat Palestina tanpa kompromi.

“Membela perjuangan Palestina bukan hanya soal berpihak pada rakyat yang tertindas,” kata Erdogan pada hari Jumat dalam pertemuan kelompok parlemen pendukung Palestina di Istanbul.

“Ini adalah soal membela kemanusiaan, perdamaian, dan keadilan,” tambahnya.

Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 51.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa akibat serangan Israel di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Erdogan menyebut aksi tersebut sebagai “kegilaan kekerasan”, dan menuduh pemerintah Israel melakukan pembunuhan massal terhadap warga sipil — termasuk anak-anak, perempuan, lansia, hingga bayi.

“Jurnalis dibunuh, sementara media internasional memilih bungkam. Anak-anak dibantai, namun para pembela hak asasi manusia hanya menonton dalam diam,” ujarnya.

TRT Global - Amerika Serikat harus lebih mengetahui serangan Israel terhadap Gaza: Menteri Luar Negeri Turkiye

Hakan Fidan mengatakan bahwa semua orang memiliki "keberatan dalam berbagai tingkatan" dalam menanggapi genosida Israel di Palestina.

🔗

‘Barat bermain tiga monyet’

Erdogan mengkritik negara-negara Barat karena dinilainya bersikap munafik dan tidak konsisten.

“Mereka yang selama ini membanggakan komitmen terhadap kebebasan, hak, hukum, dan kebebasan pers, kini memainkan peran tiga monyet selama 18 bulan menghadapi kebijakan pembantaian Israel,” katanya.

Ia juga mempertanyakan standar ganda mereka: “Negara-negara Barat yang dengan mudah menjatuhkan sanksi atas insiden kecil — saya bertanya kepada Anda, di mana Anda sekarang saat berhadapan dengan Israel?”

‘Tatanan global yang mengabaikan yang tertindas akan melayani para penindas’

“Tatanan global yang tidak berpihak pada yang tertindas hanya akan menjadi mainan bagi para tiran,” tegas Erdogan, sambil menyoroti kegagalan lembaga-lembaga internasional dalam menegakkan keadilan di Gaza.

Ia juga menyampaikan kekecewaan terhadap negara-negara Muslim: “Dengan berat hati saya katakan ini — dan hati saya berdarah — dunia Islam gagal memenuhi tanggung jawabnya.”

‘Jurnalis dieksekusi, keluarga dimusnahkan’

Hingga April 2024, sedikitnya 212 jurnalis dan pekerja media tewas di Gaza sejak konflik dimulai — angka tertinggi dalam sejarah modern, menurut Erdogan.

“Beberapa hari lalu,” ujarnya, “seorang jurnalis perempuan gugur bersama 10 anggota keluarganya — dieksekusi hanya karena berkata jujur.”

Ia menyesalkan peran hukum internasional saat ini: “Hukum internasional telah berhenti menjadi alat keadilan. Ia kini menjadi alat untuk memperkuat kekuasaan mereka yang kuat.”

‘Kelaparan sebagai senjata, perlawanan dicap sebagai teror’

Israel disebut sangat membatasi bantuan kemanusiaan ke Gaza, memicu peringatan dari PBB dan kelompok kemanusiaan mengenai risiko kelaparan massal. Erdogan menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata: “Mereka yang tak bisa dibunuh dengan bom, dihadang aksesnya ke makanan, air, dan obat-obatan. Ini adalah kampanye pemusnahan yang sistematis.”

Ia juga mengecam pelabelan terhadap perjuangan rakyat Palestina: “Mereka yang bungkam saat warga Palestina dibantai, kini menyebut perlawanan Gaza sebagai aksi teror — mencoba menormalkan genosida.”

‘Timur Tengah terbakar, dunia dalam bahaya’

Erdogan juga mengkritik keras operasi militer Israel yang meluas ke Suriah dan Lebanon. Ia memperingatkan bahwa eskalasi ini bisa menyeret kawasan ke konflik yang lebih luas.

“Serangan ke Suriah dan Lebanon menunjukkan bahwa pemerintahan Netanyahu tak menginginkan perdamaian atau stabilitas di Timur Tengah.”

“Kegilaan ini, yang merusak dan mengancam kawasan, harus segera dihentikan,” ujarnya. “Jika tidak, api ini akan segera menjilat mereka yang meniupkan bara.”

‘Kami akan berdiri bersama Palestina, bahkan jika sendirian’

Erdogan dengan tegas menolak setiap rencana yang bertujuan mengusir warga Palestina dari tanah mereka: “Tak peduli bagaimana mereka membungkusnya, setiap upaya untuk memisahkan warga Palestina dari tanah yang telah mereka huni ribuan tahun, tidak akan kami terima.”

Turkiye, katanya, tak akan mundur: “Kami akan lakukan segala yang kami bisa agar warga Palestina bisa hidup merdeka di tanah mereka sendiri. Bahkan jika kami harus berdiri sendiri, kami akan tetap membela perjuangan Palestina.”

SUMBER:TRT World
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us