Kementerian Dalam Negeri Suriah telah mencapai kesepakatan untuk mengevakuasi warga sipil dari provinsi Sweida akibat situasi keamanan yang sedang berlangsung, menurut laporan kantor berita milik negara, SANA.
Ahmad al Dalati, kepala keamanan internal provinsi tersebut, mengonfirmasi pada Senin pagi bahwa kesepakatan ini merupakan hasil dari upaya intensif Kementerian Dalam Negeri dan "bertujuan untuk memfasilitasi keberangkatan warga sipil yang terdampak oleh kondisi saat ini, memastikan keselamatan mereka hingga situasi memungkinkan mereka kembali ke rumah dengan aman."
Ia menambahkan: "Kami sepenuhnya berkomitmen untuk mengamankan keberangkatan semua warga sipil yang membutuhkan untuk meninggalkan Sweida."
"Kami juga akan mengizinkan masuknya mereka yang ingin kembali, sebagai bagian dari upaya kami yang berkelanjutan untuk memulihkan stabilitas dan keamanan di provinsi ini."
Untuk mendukung inisiatif ini, kementerian telah memberlakukan pengamanan ketat di sekitar Sweida.
"Kami telah menerapkan perimeter keamanan untuk mengamankan wilayah tersebut dan menghentikan operasi tempur," kata Dalati.
"Langkah ini sangat penting untuk melindungi jalur rekonsiliasi dan memulihkan stabilitas di kawasan ini."
Pada 13 Juli, bentrokan terjadi antara pejuang suku Badui dan milisi Druze di Sweida.
Serangan udara Israel kemudian menyusul, menargetkan posisi militer Suriah dan infrastruktur di Damaskus. Israel menggunakan alasan bahwa serangan tersebut dimaksudkan untuk melindungi komunitas Druze.
Namun, sebagian besar pemimpin Druze di dalam Suriah menolak campur tangan asing dan menegaskan kembali dukungan mereka untuk negara Suriah yang bersatu.