Perang Israel di Gaza terbukti menjadi suntikan bagi perekonomian Amerika Serikat, hingga 80 persen dari bantuan militernya yang merupakan jumlah paling tinggi sepanjang sejarah ke Israel dalam 12 bulan terakhir disalurkan kembali ke perusahaan-perusahaan Amerika.
Pengeluaran AS untuk militer Israel dan operasinya di Timur Tengah sejak 7 Oktober 2023 mencapai hampir $23 miliar, jauh lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya sejak Washington mulai memberikan bantuan militer kepada Israel pada tahun 1959, demikian dilaporkan oleh sebuah makalah penelitian yang dirilis oleh proyek Costs of War dari Brown University, Brown Institute.
Persyaratan bantuan militer ini mengharuskan pemerintah Israel untuk mengalihkan sebagian besar uang tersebut kembali ke AS dengan membeli senjata dari perusahaan-perusahaan Amerika.
Kondisi ini memastikan “aliran pendapatan yang stabil” bagi perusahaan persenjataan AS yang secara bergilir menyediakan “pekerjaan manufaktur yang stabil” di komunitas-komunitas kecil dan menengah di negaranya.
“Program bantuan militer asing mengharuskan sebagian besar pembelian berasal dari perusahaan-perusahaan AS. Ini adalah kesepakatan yang sudah berlangsung lama, juga AS membuat poin ini dalam argumennya yang mendukung bantuan tersebut,” ujar profesor di Harvard University, Linda J Bilmes, yang ikut menulis makalah penelitian ini, kepada TRT World.
Israel merupakan salah satu dari bebrapa negara yang diizinkan untuk membeli senjata secara langsung dari perusahaan-perusahaan AS dengan pengawasan yang “minimal”.
Bilmes menegaskan bahwa pemerintahan Biden telah “secara terbuka membenarkan” pengeluaran bantuan luar negerinya untuk Israel atas nama “menciptakan lapangan kerja bagi warga Amerika” ketika para produsen senjata AS mempekerjakan buruh untuk “mengisi kembali” persediaan senjata dan amunisi yang menipis.
Dalam anggaran untuk tahun 2025, Gedung Putih mengajukan permohonan dana tambahan darurat sebesar 92 miliar dolar AS untuk kebutuhan keamanan nasional yang sifatnya mendesak -termasuk yang berkaitan dengan Israel-dengan dalih bahwa hal tersebut akan menciptakan dan mempertahankan lapangan kerja di “lusinan wilayah daerah di seluruh Amerika”.
Hal ini sangat penting dalam konteks politik, dimana Partai Demokrat akan menghadapi tantangan berat dari kandidat Partai Republik Donald Trump dalam pemilihan umum presiden tahun ini.
Trump menjadikan “Kegagalan ekonomi Amerika” di bawah Presiden Biden sebagai poin inti dari kampanyenya, diturutkan dengan isu-isu imigrasi. Bilmes mencantumkan enam perusahaan besar yang memasok senjata dan peralatan lainnya ke Israel – Boeing, General Dynamics, Lockheed Martin, Northrop Grumman, RTX (sebelumnya Raytheon) dan produsen peralatan Caterpillar.
Perusahaan-perusahaan ini, bersama dengan para pemasok dan lembaga keuangan lainnya, telah mempertahankan “hubungan komersial yang lama terjalin” dengan Israel, yang merupakan “pelanggan penting” mereka.
RTX, sebelumnya bernama Raytheon
RTX merupakan produsen rudal berpemandu terbesar di dunia, rudal ini mampu mengubah arah setelah meninggalkan landasan peluncurannya.
Perusahaan ini menjual rudal udara-ke-permukaan kepada Israel untuk jet tempur F-16, serta mesin jet tempur F-15 dan F-16, demikian ungkap makalah penelitian tersebut.
RTX juga mempunyai perusahaan gabungan bernama Rafael dengan perusahaan senjata Israel. Perusahaan ini memproduksi pencegat untuk sistem pertahanan udara Iron Dome Israel yang dimaksudkan untuk menghentikan roket jarak pendek dari permukaan ke permukaan dengan jangkauan hingga 70 kilometer.
Lloyd Austin, Menteri Pertahanan AS saat ini, adalah mantan anggota dewan direksi Raytheon dan memiliki “pengalaman bekerja yang mendalam di industri persenjataan”.
Berkat kontrak pertahanan dengan keuntungan besar, nilai pasar perusahaan ini meningkat hampir 84 persen sejak 7 Oktober 2023.
Lockheed Martin
Lockheed Martin, Produsen senjata terbesar di dunia ini memasok Israel dengan jet tempur F-16 dan F-35 yang digunakan Tel Aviv “secara ekstensif” untuk memborbardir Gaza.
Perusahaan ini juga merupakan produsen pesawat angkut C-130 Hercules yang digunakan Israel selama invasi darat tahun lalu.
Lockheed Martin memproduksi rudal AGM-114 Hellfire sebagai amunisi helikopter Apache Israel. Di bulan pertama perang Israel di Gaza, perusahaan tersebut memasok 2.000 rudal ke Tel Aviv.
Pada tanggal 9 November, ketika Israel meluncurkan serangan disekitaran Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, mereka menggunakan rudal Hellfire R9X buatan Lockheed Martin.
Dalam sebuah panggilan telepon dengan para investor di bulan Oktober 2023, CEO Jim Taiclet menyatakan bahwa perang Israel di Gaza merupakan pendorong potensial untuk meningkatkan keuntungan di tahun mendatang. Nilai pasar perusahaan telah meningkat lebih dari 55 persen sejak 7 Oktober 2023.
Boeing
Sebagai produsen senjata terbesar keempat di dunia, Boeing memproduksi jet tempur F-15 dan helikopter serang Apache AH-64 yang digunakan oleh Angkatan Udara Israel “secara ekstensif” di Gaza dan Lebanon dalam perang yang sedang berlangsung di kedua wilayah tersebut.
Israel menjatuhkan dua bom kendali seberat 250 pon buatan Boeing ke kamp pengungsian Tel al-Sultan di Rafah pada tanggal 26 Mei, menewaskan sedikitnya 45 orang.
Perusahaan ini menghadapi kesulitan finansial yang besar selama beberapa tahun terakhir, karena divisi komersialnya yang menjual pesawat penumpang.
Namun, kini mereka telah “mengalihkan fokusnya” ke divisi pertahanan, ruang angkasa, dan keamanan (BDSS), yang memproduksi berbagai model pesawat pengebom, helikopter, dan peralatan pengawasan elektronik, demikian ungkap makalah penelitian tersebut.
Divisi BDSS mengalami kerugian dalam beberapa kuartal terakhir karena adanya pembengkakan biaya disebabkan oleh kontrak pertahanan “harga tetap” yang lama yang akan “ditawar secara agresif” sebelum pandemi.
Pada kuartal terakhir, divisi BDSS Boeing memiliki pesanan sebesar 4 miliar dolar AS dan pesanan backlog sebesar 59 miliar dolar AS.
Penerima keuntungan lain dari perang
General Dynamics, yang awalnya memproduksi jet tempur F-16, adalah produsen senjata terbesar kelima di dunia. Ini adalah satu-satunya perusahaan AS yang memproduksi bodi logam untuk seri bom MK-80, salah satu amunisi udara utama yang digunakan Israel untuk mengebom Gaza.
Bom terbesar dari seri ini, bom seberat 2.000 pon, sangat mematikan dan dapat menyebabkan kematian seketika pada orang-orang yang berada dalam jarak 100 kaki, dengan pecahan peluru yang mematikan yang dapat menjangkau hingga 1.200 kaki. Israel menjatuhkan lebih dari 500 bom ini di Gaza selama bulan pertama perang.
Nilai pasar General Dynamics meningkat lebih dari 37 persen dalam 12 bulan terakhir.
Northrop Grumman adalah produsen senjata terbesar ketiga di dunia. Perusahaan ini menjual sistem pengiriman rudal untuk helikopter Apache kepada Israel serta sistem pengiriman senjata berlaser untuk jet tempur.
Perusahaan ini juga merupakan pemasok kapal perang Sa'ar 5 yang digunakan Angkatan Laut Israel dalam serangannya ke Gaza.
Nilai pasar total perusahaan ini meningkat lebih dari 28 persen dalam satu tahun terakhir.
Israel menggunakan buldoser lapis baja D9 buatan perusahaan Amerika Serikat, Caterpillar, untuk menghancurkan rumah warga Palestina. Israel memesan “tambahan puluhan buldoser lapis baja D9” segera setelah 7 Oktober 2023. Nilai pasar perusahaan ini melonjak lebih dari 52 persen sejak Israel mulai membuldoser rumah-rumah di Gaza setahun yang lalu.
SUMBER: TRT WORLD