Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa 33 orang tewas akibat serangan artileri Israel di Jalur Gaza pada Rabu, termasuk 11 orang yang sedang mencoba mendapatkan bantuan kemanusiaan saat serangan terjadi.

Juru bicara badan tersebut, Mahmoud Bassal, mengatakan kepada AFP bahwa 11 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya terluka “setelah pasukan pendudukan melepaskan tembakan dan menembakkan beberapa peluru ke arah ribuan warga” yang sedang mengantre makanan di Gaza tengah.

Militer Israel membenarkan serangan terhadap kerumunan warga Palestina dengan alasan keberadaan “sekelompok individu mencurigakan” yang, menurut pihak militer, dianggap sebagai “potensi ancaman” bagi tentara Israel.

Situasi di Tepi Barat pun memanas. Pasukan Israel menembak mati seorang pemuda Palestina berusia 21 tahun dan menangkap sedikitnya 60 orang dalam penggerebekan malam hari di berbagai kota pada Selasa, termasuk seorang perempuan, anak-anak, dan mantan tahanan politik. Pemerintah Palestina menyatakan bahwa pasukan Israel telah menangkap 160 orang di wilayah pendudukan sepanjang pekan ini.

Menurut laporan Wafa, puluhan rumah warga Palestina di sekitar Jenin diubah menjadi pos militer setelah penghuninya diusir secara paksa, sementara sejumlah desa Palestina diblokade dengan tanggul tanah.

PBB mengutuk skema distribusi bantuan yang dilakukan Israel setelah 11 minggu blokade penuh, menyebutnya tidak memadai, berbahaya, dan melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan. Israel berdalih bahwa anggota Hamas bersembunyi di antara warga sipil, namun bukti video dan foto menunjukkan sebaliknya—pasukan Israel tampak dengan sengaja menargetkan warga sipil tak bersenjata yang tidak terlibat dalam pertempuran.