Kunjungan Presiden UEA Mohamed bin Zayed ke Turkiye menandai semakin dalamnya hubungan strategis
TÜRKİYE
3 menit membaca
Kunjungan Presiden UEA Mohamed bin Zayed ke Turkiye menandai semakin dalamnya hubungan strategisPertemuan Dewan Strategis Tingkat Tinggi pertama antara Turkiye dan UEA menandai momen penting dalam hubungan bilateral kedua negara, dengan kedua negara siap untuk menjelajahi area kerja sama baru dan menangani isu-isu regional yang mendesak.
Presiden Turkiye Erdogan dan Presiden Uni Emirat Arab Al Nahyan. / Arsip AA / AA Archive
sehari yang lalu

Dalam kunjungan yang dipandang sebagai titik balik dalam diplomasi regional, Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan akan mengunjungi Turkiye pada 16 Juli atas undangan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Kunjungan ini akan bertepatan dengan sesi perdana Dewan Strategis Tingkat Tinggi — sebuah mekanisme bilateral yang didirikan pada tahun 2023 untuk menginstitusionalisasi kerja sama antara Turkiye dan UEA di berbagai bidang utama, termasuk pertahanan, perdagangan, teknologi, dan ketahanan iklim.

Pembicaraan resmi akan berlangsung di Kompleks Kepresidenan di Ankara, di mana kedua pemimpin diharapkan merumuskan peta jalan untuk kemitraan strategis yang lebih luas.

Kepala Komunikasi Turkiye, Burhanettin Duran, menyatakan dalam sebuah unggahan media sosial bahwa kedua pemimpin akan membahas langkah-langkah untuk memperdalam “kemitraan strategis antara kedua negara” dan bertukar pandangan tentang isu-isu regional dan global terkini.

Para analis politik menggambarkan kunjungan pemimpin UEA ini sebagai “momen bersejarah dalam hubungan bilateral.”

Namun, pertemuan ini “diharapkan melampaui parameter klasik hubungan bilateral. Secara khusus, kerja sama di bidang-bidang baru seperti kecerdasan buatan dan perubahan iklim kemungkinan akan menjadi fokus utama diskusi,” kata Nilhan Suay Acikalin, profesor asosiasi hubungan internasional di Universitas Haci Bayram Veli di Ankara, kepada TRT World.

Beberapa tahun terakhir telah menyaksikan transformasi dramatis dalam hubungan Turkiye-UEA, berkembang menjadi kemitraan yang semakin matang.

Para analis mengaitkan pemanasan hubungan ini dengan kepentingan bersama dalam stabilitas regional dan modernisasi ekonomi, karena baik Ankara maupun Abu Dhabi berupaya memposisikan diri di tengah pergeseran aliansi global.

Menurut Acikalin, pembicaraan ini juga diharapkan membahas titik-titik konflik utama di kawasan.

“Tidak diragukan lagi bahwa isu-isu regional—terutama Gaza—akan dibahas secara rinci antara kedua pemimpin,” ujarnya.

“Hanya minggu lalu, Presiden Suriah Ahmed al Sharaa mengunjungi UEA… Dalam konteks ini, UEA diketahui memiliki peran di balik layar dalam dialog yang sedang berlangsung antara Israel dan Suriah.”

Ia merasa bahwa “Gaza dan Suriah pasti akan menjadi agenda utama” dalam pertemuan antara Erdogan dan Al Nahyan.

Meskipun rincian resmi kunjungan ini masih dirahasiakan, pejabat menyarankan bahwa kedua negara mungkin akan mengumumkan inisiatif investasi bersama dan perjanjian kerja sama di bidang energi, infrastruktur digital, dan bantuan kemanusiaan.

KTT ini juga dapat menegaskan kembali keinginan kedua negara untuk bertindak sebagai mediator dalam konflik regional, menawarkan jalur diplomatik alternatif di luar kerangka tradisional Barat.

Kunjungan Al Nahyan ini mengikuti perjalanan bersejarah ke Turkiye pada tahun 2022 yang membantu mereset hubungan setelah satu dekade ketegangan. Sejak saat itu, volume perdagangan meningkat, dan kedua pemerintah telah menyatakan komitmen untuk kolaborasi strategis jangka panjang.

KTT di Ankara ini diharapkan akan ditutup dengan pernyataan pers bersama dan penandatanganan beberapa nota kesepahaman, yang menandai apa yang semakin digambarkan oleh kedua ibu kota sebagai “era baru” dalam hubungan Turkiye-UEA.

SUMBER:TRT World
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us