DUNIA
4 menit membaca
Tragedi ‘jamur lezat’: Wanita Australia dinyatakan bersalah racuni kerabatnya
Erin Patterson dinyatakan bersalah karena meracuni tiga kerabatnya dengan jamur beracun saat menyajikan hidangan beef Wellington buatannya sendiri.
Tragedi ‘jamur lezat’: Wanita Australia dinyatakan bersalah racuni kerabatnya
FOTO ARSIP: Erin Patterson di Melbourne / Reuters
7 Juli 2025

Seorang wanita Australia dinyatakan bersalah membunuh orang tua dan bibi dari suaminya dengan meracuni hidangan beef Wellington yang disajikan dalam makan siang keluarga. Vonis ini menjadi puncak dari sebuah persidangan yang menarik perhatian dunia.

Erin Patterson, yang dikenal sebagai juru masak rumahan, menggelar makan siang keluarga pada Juli 2023 yang dimulai dengan candaan dan doa—namun berakhir dengan tiga tamu tewas.

Selama lebih dari dua bulan persidangan, Patterson bersikeras bahwa hidangan daging berbalut pastri itu secara tak sengaja tercampur jamur death cap—jamur paling mematikan di dunia.

Namun pada Senin, juri yang terdiri dari 12 orang menyatakan wanita berusia 50 tahun itu bersalah atas pembunuhan tiga orang, kejahatan yang dapat dihukum penjara seumur hidup.

Ia juga dinyatakan bersalah atas percobaan pembunuhan terhadap tamu keempat yang selamat dari insiden tersebut.

“Kita perlu mengingat bahwa ada tiga orang yang kehilangan nyawa,” ujar Detektif Inspektur Dean Thomas usai putusan dibacakan. “Saya mohon agar kita menghormati mereka dan tidak melupakan mereka.”

Persidangan ini menyedot perhatian luas hingga ke luar negeri. Kota kecil Morwell di negara bagian Victoria, yang biasanya dikenal karena keindahan taman mawarnya, kini dipenuhi podcaster, kru film, dan penggemar kisah kriminal.

Media massa pun terus mengikuti perkembangan kasus yang kini dijuluki sebagai “pembunuhan jamur”.

‘Lezat’

Keluarga korban memilih tidak memberi komentar usai putusan dan meminta privasi lewat pernyataan resmi dari kepolisian.

Seorang teman Patterson tampak emosional saat meninggalkan pengadilan di tengah kerumunan media. “Saya sedih. Tapi ya begitulah,” ujarnya pada wartawan.

Pada 29 Juli 2023, Patterson menjamu makan siang di rumahnya yang rindang di pedesaan.

Tamu-tamunya saat itu adalah Don dan Gail Patterson—orang tua dari suaminya yang telah lama berpisah, Simon—serta Heather Wilkinson, bibi dari pihak ibu Simon, dan suaminya Ian, seorang pendeta Baptis ternama di daerah itu.

Simon sempat diminta hadir, tetapi menolak karena merasa “tidak nyaman”.

Hubungan Patterson dan Simon memang mulai merenggang. Meskipun secara hukum masih menikah, mereka berseteru soal tunjangan anak.

Patterson membeli daging sapi berkualitas mahal, mengolahnya dengan campuran jamur cincang (duxelles), lalu membungkusnya dengan pastri menjadi beef Wellington individual.

Para tamu sempat mengucapkan doa sebelum dan sesudah makan. Heather bahkan memuji makanan itu sebagai “lezat dan indah”.

Jamur death cap sering disalahartikan sebagai jamur konsumsi dan diketahui memiliki rasa manis yang menutupi sifat racunnya.

‘Tak bisa diselamatkan’

Racun amatoksin dari jamur death cap langsung menyebar ke dalam darah para tamu, menyebabkan gagal organ fatal dalam waktu seminggu.

“Dari awal, sudah sangat jelas ini tidak bisa diselamatkan,” kata ahli perawatan intensif Stephen Warrillow di pengadilan.

Polisi menemukan petunjuk bahwa Patterson memang berniat membunuh. Ia disebut mengaku kepada para tamu bahwa dirinya mengidap kanker dan ingin meminta saran bagaimana memberi tahu anak-anaknya.

Namun, catatan medis menunjukkan bahwa ia tidak pernah didiagnosis kanker.

Jaksa menyebut cerita itu sebagai kebohongan yang digunakan untuk menjebak para korban agar hadir dalam jamuan makan.

Ia juga sempat mengaku tidak memiliki alat pengering makanan, padahal polisi menemukannya dibuang di tempat sampah.

Uji forensik pada alat tersebut menunjukkan adanya jejak jamur beracun.

“Saya akui saya berbohong karena takut disalahkan,” kata Patterson di persidangan.

Polisi juga menemukan bahwa komputer Patterson pernah membuka situs yang menunjukkan lokasi jamur death cap tumbuh, tidak jauh dari rumahnya, setahun sebelum kejadian.

‘Detektif amatir’

Death cap adalah jenis jamur paling mematikan di dunia dan bertanggung jawab atas sekitar 90 persen kasus kematian akibat konsumsi jamur beracun.

Ian Wilkinson, sang pendeta Baptis, menjadi satu-satunya tamu yang selamat setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama berminggu-minggu.

Ia bersaksi bahwa makanan disajikan di atas empat piring abu-abu, sedangkan Patterson menggunakan piring oranye yang lebih kecil.

Namun, ia tidak tahu alasan mengapa Patterson ingin membunuhnya.

Patterson dikenal sebagai ibu dari dua anak yang aktif di komunitas. Ia menjadi editor buletin desa dan membantu merekam kebaktian gereja.

Ia juga penggemar kisah kriminal sejati, bahkan ikut grup Facebook untuk membahas detail kasus-kasus pembunuhan terkenal di Australia.

Temannya, Christine Hunt, menyebut Patterson dikenal sebagai “detektif amatir”.

Patterson mengaku bahwa kontaminasi jamur dalam makanannya adalah kecelakaan semata. Melalui pengacaranya, ia tetap membantah adanya niat jahat.

“Ia tidak melakukannya dengan sengaja,” kata pengacara Colin Mandy di persidangan. “Ia membantah pernah dengan sengaja mencari jamur death cap.”

Persidangan menghadirkan dokter, detektif, ahli komputer, dan pakar jamur, membedah detail makan siang beef Wellington itu dengan teliti.

Setelah mendengar banyaknya kesaksian ahli, juri membutuhkan waktu satu minggu untuk menyatakan Patterson bersalah.

Ia akan dijatuhi hukuman dalam waktu yang akan ditentukan kemudian.

SUMBER:AFP
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us