IKLIM
2 menit membaca
Gelombang panas di Eropa dilaporkan menewaskan 2.300 orang
Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa jumlah kematian akibat panas di awal musim panas Eropa meningkat tiga kali lipat akibat krisis iklim.
Gelombang panas di Eropa dilaporkan menewaskan 2.300 orang
Sepasang suami istri dengan anak mereka berjalan melewati kabut air untuk mendinginkan diri selama gelombang panas di Budapest, Hungaria, 3 Juli 2025. / Reuters
9 Juli 2025

Gelombang panas ekstrem yang melanda Eropa sejak pekan lalu diperkirakan telah menyebabkan sekitar 2.300 kematian, menurut sebuah studi yang dirilis pada Rabu.

Sekitar 1.500 atau 65 persen dari total estimasi kematian tersebut dikaitkan langsung dengan krisis iklim, yang memperparah gelombang panas di seluruh benua, menurut penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Imperial College London dan London School of Hygiene and Tropical Medicine.

Studi tersebut menyatakan bahwa krisis iklim telah melipatgandakan tiga kali lipat angka kematian akibat panas di awal musim panas di Eropa.

Peneliti memfokuskan analisis mereka pada periode 10 hari gelombang panas antara 23 Juni hingga 2 Juli, mencakup 12 kota besar Eropa seperti London, Paris, Frankfurt, Budapest, Zagreb (Kroasia), Athena, Roma, Milan, Sassari (Italia), Barcelona, Madrid, dan Lisboa.

“Temuan dari analisis ini, serta banyak studi lainnya, sangat jelas: cuaca ekstrem akibat panas di seluruh Eropa meningkat dengan cepat” karena krisis iklim, demikian disampaikan dalam laporan tersebut.

Penelitian itu juga menyoroti bahwa kota-kota tersebut mengalami kenaikan suhu hingga 4°C.

Rekor gelombang panas

Studi tersebut memperingatkan bahwa suhu selama gelombang panas diperkirakan akan terus meningkat, yang berarti jumlah korban jiwa juga kemungkinan akan bertambah.

Layanan Perubahan Iklim Copernicus milik Uni Eropa juga menyampaikan dalam buletin iklim bulanannya pada Rabu bahwa Juni 2025 menjadi bulan Juni terpanas ketiga secara global.

“Juni 2025 mencatat gelombang panas luar biasa yang melanda sebagian besar wilayah Eropa barat, dengan banyak daerah mengalami tekanan panas yang sangat tinggi. Gelombang panas ini makin parah akibat suhu permukaan laut yang memecahkan rekor di kawasan Mediterania barat,” kata Samantha Burgess, pemimpin strategis bidang iklim di European Centre for Medium-Range Weather Forecasts.

Burgess memperingatkan bahwa gelombang panas kemungkinan akan menjadi “lebih sering, lebih intens,” dan akan berdampak pada lebih banyak orang di seluruh Eropa.

SUMBER:TRT World and Agencies
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us