BISNIS DAN TEKNOLOGI
4 menit membaca
Dari kapal hingga senjata kelautan, Indonesia tandatangani sejumlah kemitraan maritim dengan Turkiye
Indonesia memperkuat pertahanan maritimnya melalui kemitraan dengan Turkiye, termasuk pembangunan fregat dan kesepakatan persenjataan angkatan laut. Langkah-langkah ini akan mendukung modernisasi militer dan tujuan industri pertahanan Indonesia.
Dari kapal hingga senjata kelautan, Indonesia tandatangani sejumlah kemitraan maritim dengan Turkiye
TAIS menandatangani kontrak dengan Kemhan Indonesia untuk dua fregat kelas MİLGEM Istiif di IDEF 2025. /Foto: SSB
28 Juli 2025

Pada bulan Juli 2025, Indonesia menjalin sejumlah kemitraan pada pertahanan kelautan dengan Turkiye mulai dari Fregat dan pembangunan KCR guna memperkuat pertahanan maritimnya —sebuah langkah yang mencerminkan perkembangan hubungan strategis antara kedua negara sekutu ini.

Dalam sebuah langkah bersejarah di Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) 2025, Turkiye dan Indonesia telah menandatangani kontrak pertahanan besar untuk ekspor dua fregat kelas Istiif MILGEM. Perjanjian antara Galangan Kapal TAIS Turkiye dan Kementerian Pertahanan Indonesia, yang ditandatangani di hadapan Presiden Industri Pertahanan, Haluk Gorgun, menandai pertama kalinya Turkiye mengekspor kapal perang kelas MILGEM ke Indonesia.

Fregat kelas Istiif MILGEM (Kapal Nasional Turkiye) adalah proyek yang mewakili rekayasa angkatan laut mutakhir Turkiye, dirancang dengan kemampuan tempur, pengawasan, dan anti-kapal selam yang canggih. Dua kapal ini akan memperkuat angkatan laut dan kekuatan maritim regional Indonesia.

“Kesepakatan ini merupakan tonggak penting dalam kerja sama angkatan laut strategis, yang membawa kebanggaan bagi kedua negara,” demikian pernyataan dari Presidensi Industri Pertahanan Turkiye (SSB).

Dalam acara terpisah, pada tanggal 23 Juli, Perusahaan Industri Mesin dan Kimia (MKE) Turkiye telah menandatangani kontrak senjata angkatan laut internasional pertamanya, memasok Senjata Angkatan Laut DENIZHAN yang dikembangkan di dalam negeri kepada Angkatan Laut Indonesia.

Perjanjian tersebut ditandatangani antara MKE dan perusahaan pertahanan Indonesia PT Republikorp, “Kontrak ekspor senjata angkatan laut pertama Turkiye telah ditandatangani!” demikian pernyataan yang menyoroti kerja sama strategis yang berkembang pesat antara kedua negara sekutu ini.

Awal bulan ini, pada 17 Juli, upacara peletakan lunas kapal digelar di Galangan Kapal Sefine di Yalova untuk menandai dimulainya pembangunan Kapal Rudal Cepat (KCR) Indonesia yang baru. Acara ini dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Turkiye, Achmad Rizal Purnama, dan Konsul Jenderal RI di Istanbul, Darianto Harsono, beserta perwakilan dari TNI Angkatan Laut (TNI AL), galangan kapal Turkiye TAIS, dan Galangan Kapal Sefine.

"Kapal-kapal tempur ini, yang dibangun atas kerja sama dengan mitra kami dari Turkiye, akan bergabung dengan armada Angkatan Laut Indonesia tahun depan untuk memperkuat pertahanan maritim dan menegakkan kedaulatan negara kita," kata Achmad Rizal Purnama, Dubes RI untuk Turkiye dalam sebuah pernyataan yang dibagikannya di X.

Upacara ini menandai dimulainya pembangunan fisik kapal secara resmi dan merupakan bagian dari kolaborasi yang lebih luas di bawah kemitraan strategis Indonesia-Turkiye di bidang pertahanan dan keamanan maritim regional.

Salah satu kolaborasi penting lainnya di bidang pertahanan maritim tahun ini adalah beberapa perusahaan Turkiye akan melengkapi kapal perang fregat Merah Putih buatan dalam negeri milik Angkatan Laut Indonesia, kesepakatan yang ditandatangani bulan lalu pada pameran  Indo Defence 2025 di Jakarta.

Kemitraan pertahanan antara Indonesia dan Turkiye yang semakin erat dan berkembang terjadi seiring kedua negara merayakan ulang tahun ke-75 hubungan diplomatik mereka pada tahun 2025. Hubungan yang semakin erat antara kedua negara ini diharapkan dapat membuka peluang lebih lanjut dalam transfer teknologi, kolaborasi kelembagaan, dan pengembangan industri maritim di kedua negara, sebagaimana dikutip dari pernyataan resmi Konsulat Jendral RI di Istanbul.

Keharusan dan ambisi Indonesia

Keputusan Indonesia untuk membeli fregat kelas Istif dari Turkiye menandakan pergeseran besar dalam pengadaan pertahanannya, yang selama ini mengandalkan pemasok dari Eropa, Korea Selatan, atau Rusia. Langkah ini menunjukkan semakin besarnya kepercayaan Jakarta terhadap industri pertahanan Turkiye yang sedang berkembang, yang telah meraih pengakuan global melalui ekspor utama seperti drone Bayraktar TB2 dan jet tempur KAAN.

TerkaitTRT Global - Turkiye menandatangani kesepakatan untuk mengekspor 48 jet tempur KAAN ke Indonesia

Di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan dan munculnya pakta keamanan utama di Indo-Pasifik—seperti AUKUS dan Dialog Keamanan Quadrilateral (Quad)—Indonesia sedang bekerja untuk mengintensifkan upayanya untuk menjaga kedaulatan dan otonomi strategisnya.

Menanggapi dinamika geopolitik yang terus berubah ini, Jakarta sedang menjalankan strategi modernisasi militer yang komprehensif di bawah peta Minimum Essential Force (MEF), sambil secara bersamaan memperkuat industri pertahanan dalam negeri melalui Kebijakan Industri Nasional untuk Pertahanan dan Keamanan (RIPN HAN). Pendekatan jalur ganda ini mencerminkan ambisi Indonesia untuk mengubah dirinya menjadi pusat pertahanan regional, dengan fokus utama pada keamanan maritimnya.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, bagi Indonesia, kapal-kapal baru ini mewakili lebih dari sekadar aset pertahanan untuk mempertahankan integritas teritorialnya—kapal-kapal ini menandakan peran yang lebih berani dalam keamanan regional dan ambisi untuk kepemimpinan maritim di Indo-Pasifik.

SUMBER:TRT Indonesia
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us