Sedikitnya satu warga sipil Kamboja tewas dan lima lainnya terluka dalam bentrokan perbatasan dengan Thailand, menurut seorang pejabat provinsi Kamboja. Insiden ini menandai hari kedua kekerasan yang kembali pecah antara dua negara Asia Tenggara tersebut.
Meth Meas Pheakdey, juru bicara pemerintah Provinsi Oddar Meanchey, mengatakan bentrokan terjadi di Distrik Banteay Ampil, dekat wilayah perbatasan yang masih disengketakan.
Sekitar 1.500 keluarga di Kamboja telah dievakuasi ke daerah yang lebih aman, tulisnya di Facebook.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Thailand menyebutkan bahwa 15 warga negara Thailand telah tewas akibat konflik dengan Kamboja hingga Jumat pagi.
Ketegangan meledak menjadi konflik berskala penuh
Ketegangan kembali memuncak pada bulan Mei, ketika pasukan Thailand dan Kamboja saling baku tembak di zona perbatasan kecil yang diklaim oleh kedua negara.
Seorang tentara Kamboja dilaporkan tewas, dan masing-masing pihak saling menyalahkan sambil bersikeras bahwa tindakan mereka merupakan bentuk pembelaan diri.
Meski kedua pemerintah kemudian sepakat untuk meredakan situasi, masing-masing tetap mengancam akan melakukan aksi balasan non-militer, membuat ketegangan tetap tinggi.
Thailand memberlakukan pembatasan lebih ketat di sepanjang perbatasan, menghentikan hampir seluruh aktivitas lintas batas kecuali untuk pelajar, pasien, dan individu dengan kebutuhan mendesak. Pada Kamis, otoritas Thailand mengumumkan penutupan total perbatasan.
Sebagai respons, Kamboja melarang penayangan film dan program televisi Thailand, menghentikan impor bahan bakar, buah-buahan, dan sayur-sayuran dari Thailand, serta menangguhkan sejumlah jalur internet internasional dan pasokan energi yang berasal dari negara tetangganya itu.