Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada hari Minggu menyatakan bahwa Jepang sangat penting dalam menghadapi agresi China dengan membantu Washington membangun pencegahan yang "kredibel" di kawasan tersebut, termasuk di Selat Taiwan.
"Kami berbagi semangat pejuang yang mendefinisikan pasukan kami," kata Hegseth kepada Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani dalam sebuah pertemuan di Tokyo.
Menyebut Jepang sebagai "landasan perdamaian dan keamanan di Indo-Pasifik," Pentagon mengindikasikan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump, seperti pemerintahan sebelumnya, akan terus bekerja sama erat dengan sekutu utamanya di Asia tersebut.
Jepang menjadi tuan rumah bagi sekitar 50.000 personel militer AS, skuadron pesawat tempur, dan satu-satunya kelompok kapal induk serang AS yang ditempatkan di depan, yang tersebar di sepanjang kepulauan sepanjang 3.000 km (1.900 mil) yang membantu membatasi kekuatan militer China.
Pujian Hegseth terhadap Jepang kontras dengan kritik yang ia lontarkan kepada sekutu Eropa pada bulan Februari, dengan mengatakan bahwa mereka tidak boleh menganggap kehadiran AS di sana akan berlangsung selamanya.
Pada hari Sabtu, ia menghadiri upacara peringatan di Iwo Jima, lokasi pertempuran sengit antara pasukan AS dan Jepang selama Perang Dunia Kedua 80 tahun yang lalu.
China yang ‘Agresif’
Hegseth secara terpisah menyatakan bahwa AS akan memastikan "pencegahan yang kuat, siap, dan kredibel" di Selat Taiwan, menyebut Tiongkok sebagai "agresif dan koersif."
"Amerika berkomitmen untuk mempertahankan pencegahan yang kuat, siap, dan kredibel di Indo-Pasifik, termasuk di Selat Taiwan," kata Hegseth, menggunakan istilah Washington untuk kawasan Asia-Pasifik.
Beijing telah meningkatkan tekanan militer dalam beberapa tahun terakhir di sekitar Taiwan, termasuk dengan serangan udara hampir setiap hari, dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau yang memerintah sendiri itu di bawah kendalinya.
