Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa Gaza kini menghadapi "kelaparan massal" dengan peningkatan tajam kematian terkait malnutrisi, termasuk anak-anak, di tengah pembatasan bantuan yang parah dan perang Israel yang sedang berlangsung.
"Kami kini menyaksikan lonjakan mematikan dalam kematian terkait malnutrisi," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa pada hari Rabu, mencatat bahwa 2,1 juta orang di wilayah tersebut terjebak dalam zona perang.
"Sejak 17 Juli, pusat-pusat malnutrisi akut parah penuh, tanpa pasokan yang cukup untuk pemberian makan darurat," tambah Tedros.
Mengenai dampak parah pada anak-anak, ia menyebutkan bahwa sejauh tahun ini, WHO telah mendokumentasikan 21 kematian terkait malnutrisi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Tingkat malnutrisi akut global di Gaza kini melebihi 10 persen, sementara lebih dari 20 persen wanita hamil dan menyusui yang diperiksa mengalami malnutrisi, banyak di antaranya dalam kondisi parah, tambahnya. Ia juga menyoroti bahwa runtuhnya jalur bantuan dan pembatasan akses mempercepat krisis ini.
Blokade total dari awal Maret hingga pertengahan Mei mencegah pengiriman makanan ke Gaza selama hampir 80 hari berturut-turut. Meskipun pengiriman telah dilanjutkan, jumlahnya tetap "jauh di bawah yang dibutuhkan" untuk menopang populasi, menurut kepala WHO.
Kepala WHO juga menyatakan bahwa 95 persen rumah tangga menghadapi kekurangan air yang parah, dengan akses harian jauh di bawah minimum yang diperlukan untuk minum, memasak, dan kebersihan.
Ia menggambarkan pemandangan keputusasaan, dengan anak-anak menangis hingga tertidur karena kelaparan dan lokasi distribusi makanan menjadi "tempat kekerasan" karena otoritas kesehatan melaporkan lebih dari 1.000 orang telah tewas di Gaza. "Ada kelaparan massal," katanya. "Kami menuntut akses penuh, dan kami menuntut gencatan senjata."
Israel telah membunuh lebih dari 59.200 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, di Gaza sejak Oktober 2023. Kampanye militer ini telah menghancurkan wilayah tersebut, meruntuhkan sistem kesehatan, dan menyebabkan kekurangan makanan yang parah.