DUNIA
2 menit membaca
Rwanda dan Belgia saling mengusir diplomat, sementara konflik di DR Kongo semakin panas
Dampak ini muncul saat para pemimpin Afrika mendorong gencatan senjata, dengan Rwanda dituduh mendukung pemberontak M23 di DRC.
Rwanda dan Belgia saling mengusir diplomat, sementara konflik di DR Kongo semakin panas
Pembicaraan damai antara pemerintah Kongo dan kelompok pemberontak M23 yang ditengahi oleh Presiden Angola Joao Lourenco, mediator perdamaian Uni Afrika untuk konflik di Kongo, dijadwalkan berlangsung di Angola. / Reuters
17 Maret 2025

Belgia dan Rwanda telah mengumumkan pengusiran diplomat masing-masing, seiring memburuknya hubungan akibat tuduhan terkait peran mereka dalam konflik di wilayah timur Republik Demokratik Kongo.

Keputusan ini berlaku "segera," menurut Kementerian Luar Negeri Rwanda pada hari Senin, dan dijelaskan bahwa keputusan tersebut diambil "setelah mempertimbangkan dengan cermat beberapa faktor, yang semuanya terkait dengan upaya menyedihkan Belgia untuk mempertahankan delusi neokolonialnya."

Kementerian tersebut mengkritik Belgia karena melemahkan Rwanda "baik jauh sebelum maupun selama konflik yang sedang berlangsung di Republik Demokratik Kongo, di mana Belgia memiliki sejarah yang dalam dan penuh kekerasan, terutama dalam bertindak melawan Rwanda."

Rwanda juga menuduh Brussel "menggunakan kebohongan dan manipulasi untuk mendapatkan opini bermusuhan yang tidak berdasar terhadap Rwanda."

Presiden Rwanda, Paul Kagame, juga menuduh Belgia mendorong sanksi internasional terhadap negaranya terkait konflik di wilayah timur Republik Demokratik Kongo.

TerkaitTRT Global - Diplomat AS di DRC mengatakan bahwa pemberontak M23 'harus dimintai pertanggungjawaban' atas serangan terhadap rumah sakit dan penculikan

‘Tidak Proporsional’

Menteri Luar Negeri Belgia, Maxime Prevot, menyebut langkah tersebut "tidak proporsional dan menunjukkan bahwa ketika kita tidak sependapat dengan Rwanda, mereka lebih memilih untuk tidak berdialog."

Brussel akan membalas dengan menyatakan diplomat Rwanda sebagai persona non grata, tambahnya.

Para pemimpin Afrika telah berupaya untuk menciptakan gencatan senjata yang langgeng di Kongo, di mana pemerintah Rwanda dituduh mendukung serangan oleh pemberontak M23 di wilayah timur Kongo.

Pembicaraan damai antara pemerintah Kongo dan kelompok pemberontak M23 yang dimediasi oleh Presiden Angola, Joao Lourenco, sebagai mediator perdamaian Uni Afrika untuk konflik di Kongo, dijadwalkan berlangsung pada hari Selasa di Angola.

SUMBER:TRT World and Agencies
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us