Menteri Luar Negeri Turkiye, Hakan Fidan, melakukan panggilan telepon dengan mitranya dari Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, untuk membahas krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza serta upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata, menurut sumber diplomatik Turkiye.
Percakapan tersebut berlangsung pada hari Rabu di tengah serangan Israel yang semakin intensif di Gaza, yang dimulai kembali pada 18 Maret setelah runtuhnya kesepakatan gencatan senjata sementara dan pertukaran tahanan awal tahun ini. Sejak saat itu, setidaknya 4.821 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 15.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan di Gaza.
Kedua diplomat senior tersebut juga membahas persiapan untuk pertemuan diplomatik mendatang yang berfokus pada Palestina—terutama sesi ke-51 Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang akan diselenggarakan oleh Turkiye di Istanbul pada 21–22 Juni.
Dorongan baru untuk gencatan senjata ini muncul di tengah meningkatnya pengawasan hukum internasional terhadap Israel. Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Gaza.
Secara terpisah, Mahkamah Internasional sedang meninjau kasus genosida profil tinggi yang diajukan terhadap Israel atas tindakannya selama agresi di Gaza, yang semakin meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Tel Aviv.