KTT NATO di Den Haag terancam terganggu akibat perbedaan pandangan soal anggaran militer dan posisi Amerika Serikat yang tidak pasti. Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mendorong rencana peningkatan belanja pertahanan hingga 5% dari PDB pada 2035, namun Spanyol secara tegas menolak komitmen baru tersebut.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menyebut proposal itu “tidak hanya tidak bijak, tetapi juga kontraproduktif.” Ia menyatakan hanya akan menaikkan belanja pertahanan menjadi 2,1% dari PDB, naik dari 1,3% saat ini. Meskipun sebelumnya Sanchez mengatakan tidak akan memblokir keputusan 5%, penolakannya yang tegas kini menimbulkan ketidakpastian di tubuh aliansi.
Presiden AS Donald Trump ikut memperkeruh suasana dengan memberikan jawaban yang mengambang soal Pasal 5 NATO dalam perjalanannya menuju KTT. “Itu tergantung definisinya. Ada banyak definisi dari Pasal 5,” ujarnya, seraya menambahkan: “Saya berkomitmen untuk menjadi teman mereka.”
Para pemimpin Eropa berupaya meredakan ketegangan di KTT tersebut. Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan “tidak ada diskusi sama sekali soal Pasal 5.” Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengkritik sikap Spanyol: “Tidak seharusnya muncul kesan bahwa beberapa negara hanya menumpang pada komitmen pertahanan negara lain.” Kanselir Jerman Friedrich Merz menjelaskan bahwa peningkatan belanja ini adalah kebutuhan untuk menghadapi Rusia, bukan demi “menyenangkan seseorang.”
Perlu dicatat bahwa Rutte telah melobi rencana ini selama berbulan-bulan, termasuk dengan mengirimkan pesan-pesan pujian kepada Trump. “Ini tidak mudah, tapi kami berhasil membuat semuanya setuju untuk 5%! Anda akan mencapai sesuatu yang belum pernah dicapai presiden Amerika mana pun selama puluhan tahun,” tulis Sekjen NATO itu. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Trump atas “tindakan tegas terhadap Iran.”
Tiba di Den Haag untuk KTT NATO, Trump berharap dapat memamerkan operasinya terhadap Iran sebagai keberhasilan militer luar biasa yang belum pernah dicapai pemimpin AS sebelumnya. Namun, rencananya terganggu oleh bocornya laporan rahasia dari badan intelijen AS yang muncul hanya beberapa jam setelah kedatangannya di ibu kota Belanda, seperti dilaporkan The New York Times.
Berdasarkan data intelijen AS yang dikutip oleh media Amerika dari sumber-sumber terpercaya, serangan udara terhadap fasilitas Iran tidak berhasil menghancurkan program nuklir Teheran sepenuhnya, seperti yang diklaim Trump berulang kali. Operasi tersebut hanya memperlambat pengembangan proyek nuklir Iran selama beberapa bulan.
KTT pun dipersingkat menjadi satu pertemuan selama 2,5 jam untuk meminimalisir risiko skandal yang mungkin timbul dari sikap Trump yang sulit diprediksi.