Pemerintah Indonesia dan China sepakat memperkuat kemitraan strategis di bidang pengembangan infrastruktur kecerdasan artifisial (AI) dan pengembangan talenta digital, menyusul pertemuan bilateral antara pejabat tinggi kedua negara di Jakarta.
Kesepakatan ini ditegaskan dalam pertemuan antara Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dengan Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Jumat (25/07/2025).
“Salah satu pengembangan AI yang sedang kita fokuskan adalah perikanan dan juga pertanian. Kami berharap dukungan dari China,” ujar Meutya Hafid, dikutip dari siaran pers resmi Kementerian Komunikasi dan Digital, Senin (29/07/2025).
Fokus pada pertanian, perikanan, dan kemitraan lokal
Meutya menyebut bahwa beberapa lahan pertanian di Indonesia telah mulai menerapkan teknologi AI untuk mengoptimalkan hasil panen dan efisiensi produksi. Dengan keterlibatan mitra teknologi dari China, diharapkan kemampuan perangkat-perangkat ini dapat semakin ditingkatkan — baik dalam hal akurasi data, otomatisasi, hingga integrasi dengan sistem pemantauan cuaca dan kelembaban tanah.
Tak hanya terbatas pada sektor produktif, kerja sama ini juga meluas ke bidang pendidikan tinggi dan penguatan infrastruktur digital. Meutya menyampaikan bahwa pihaknya berharap perusahaan-perusahaan teknologi dari China menjalin kemitraan lebih erat dengan pemerintah daerah di Indonesia.
“Dalam transformasi digital, kita selalu siap bekerja sama dengan semua negara selama menghormati hukum Indonesia,” ujarnya, dalam pernyataan yang sama di situs kominfo.go.id.
Usulan kampus cabang Tsinghua dan pengembangan SDM AI
Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Digital, Ismail, menambahkan bahwa pihaknya mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi di Indonesia dengan Universitas Tsinghua di Beijing — salah satu universitas teknik dan riset AI terkemuka dunia.
“Banyak talenta digital muda kita yang sekarang menuntut ilmu di Universitas Tsinghua di Beijing. Kami mengusulkan Universitas Tsinghua untuk membuka cabang di Indonesia, khususnya di bidang AI,” kata Ismail, seperti dilansir dari Kominfo.go.id, Senin (29/07/2025).
Ia menegaskan bahwa Kementerian siap memfasilitasi kolaborasi antara Tsinghua dan universitas-universitas di Indonesia dalam bentuk program studi bersama, pertukaran dosen, dan riset kolaboratif di bidang teknologi kecerdasan buatan.
Menurut laporan OECD.AI Policy Observatory, Indonesia saat ini masih menghadapi tantangan dalam kesiapan sumber daya manusia untuk menghadapi era AI. Kolaborasi internasional, seperti dengan China, menjadi langkah strategis untuk mengejar ketertinggalan dalam pelatihan teknis, etika AI, dan pengembangan ekosistem riset.
Sementara itu, China terus menunjukkan keunggulan global di bidang AI. Dalam laporan Stanford AI Index 2024, China memimpin dalam publikasi ilmiah AI dan paten teknologi, serta memiliki berbagai aplikasi unggulan dalam pertanian, pengenalan suara, hingga kota pintar (smart city).
Dengan kerja sama ini, Indonesia berharap dapat mempercepat pelaksanaan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial dan memastikan manfaat transformasi digital dapat dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat.
