KONFLIK ISRAEL-IRAN
2 menit membaca
Iran siap untuk menghentikan kerja sama dengan IAEA
Jenderal Jabbari menyatakan bahwa serangan AS terhadap fasilitas nuklir telah gagal. Sementara itu, parlemen Iran sedang membahas kemungkinan untuk menghentikan kerja sama dengan IAEA.
Iran siap untuk menghentikan kerja sama dengan IAEA
Ilustrasi menunjukkan bendera Iran dan Israel, simbol atom, dan "Program nuklir". / Reuters
sehari yang lalu

Mayor Jenderal Ebrahim Jabbari, penasihat Korps Garda Revolusi Iran, menyatakan bahwa fasilitas nuklir Iran tidak dapat dihancurkan hanya dengan satu serangan. Dalam wawancara dengan kantor berita Tasnim, ia menegaskan bahwa upaya Amerika Serikat untuk menyerang fasilitas di Fordow telah gagal, dan "mitos tentang bom penembus bunker" telah runtuh.

"Tidak ada keraguan bahwa Amerika Serikat gagal dalam serangan terhadap Fordow, dan mitos tentang bom penembus bunker telah dihancurkan," ujar Jabbari.

Jenderal Iran tersebut juga membantah klaim adanya perpecahan dalam masyarakat Iran, dengan menyatakan bahwa ancaman dari luar justru memperkuat persatuan bangsa.

Ia mengingatkan tentang kegagalan Amerika Serikat dalam menghadapi Iran, termasuk serangan terhadap para komandan dengan menggunakan drone.

"Para komandan operasional terus muncul kembali, dan perpecahan yang dijanjikan di antara rakyat Iran tidak pernah terjadi," tambahnya, menekankan ketahanan negara dalam menghadapi tekanan dari luar.

Sementara itu, Iran semakin mendekati penghentian kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menurut laporan kantor berita IRNA. Komite Keamanan Nasional Parlemen Iran telah menyetujui konsep rancangan undang-undang yang dapat menghentikan interaksi dengan badan tersebut. Ketua Parlemen Mohammad-Bagher Ghalibaf menyatakan bahwa undang-undang tersebut akan disahkan jika IAEA tidak memberikan jaminan atas netralitasnya.

Untuk diberlakukannya undang-undang tersebut, diperlukan persetujuan dari parlemen dan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Juru bicara komite, Ebrahim Rezai, menyebutkan bahwa anggota komisi secara bulat mendukung kerangka rancangan undang-undang tersebut. Langkah ini dianggap sebagai respons terhadap tekanan terkait program nuklir Iran.

Iran menuduh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah membocorkan informasi rahasia kepada badan intelijen Israel, yang menurut Teheran, berkontribusi pada pembunuhan para ilmuwan nuklir Iran.

Sebelumnya, kantor berita Fars, mengutip pernyataan pejabat intelijen Iran, melaporkan bahwa IAEA melalui saluran rahasia telah memberikan surat-surat rahasia Teheran kepada badan intelijen Israel, yang kemudian mengungkap identitas para ilmuwan nuklir Iran yang menjadi target serangan Israel.

SUMBER:TRT Russian
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us