ASIA
2 menit membaca
Indonesia perkuat negosiasi tarif impor dengan AS di tengah tantangan global
Indonesia targetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029 melalui stimulus fiskal, penguatan industri, dan perluasan pasar ekspor melalui IEU-CEPA, dorong produktivitas dan hilirisasi untuk pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Indonesia perkuat negosiasi tarif impor dengan AS di tengah tantangan global
Pemerintah Indonesia mendorong tarif impor lebih kompetitif dari AS. / AP
1 Agustus 2025

Indonesia tengah melakukan negosiasi intensif dengan Amerika Serikat untuk menurunkan tarif impor, mengikuti langkah AS yang memberikan tarif 15 persen kepada Jepang dan Uni Eropa. 

Negosiasi tarif ini berlangsung di tengah tantangan perdagangan global, negara-negara menyesuaikan kebijakan perdagangan untuk melindungi kepentingan nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, dalam acara Bisnis Indonesia Mid Year Challenges 2025 di Jakarta, pada Selasa, menegaskan, “pada saat itu, 19 persen adalah yang terendah. Kini, dengan Jepang dan UE mendapatkan 15 persen, kami mendorong kesepakatan yang lebih baik.”

Indonesia berharap dapat memperoleh tarif yang lebih kompetitif untuk menjaga daya saing ekspor utama seperti minyak sawit, kopi, dan kakao.

Meskipun saat ini Indonesia masih dikenakan tarif 10 persen sejak April 2025, pemerintah menunggu implementasi resmi dari Perwakilan Perdagangan AS (USTR). Menanggapi rencana Presiden Donald Trump memberlakukan tarif blanket 15-20 persen terhadap negara tanpa perjanjian formal.

Di tengah ketidakpastian perdagangan global, pemerintah Indonesia fokus memperkuat ekonomi domestik dengan strategi hilirisasi industri, transisi energi bersih, serta peningkatan konsumsi rumah tangga. 

Susiwijono menyampaikan pada pernyataan resmi Kemenko Perekonomian, “Selama satu dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi nasional relatif stabil di kisaran 5 persen, dengan inflasi yang tetap terkendali, serta perbaikan pada indikator sosial seperti menurunnya tingkat pengangguran dan kemiskinan.”

Dorong pertumbuhan inklusif

Dalam upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada 2029, pemerintah berencana mengakselerasi belanja negara dan mengoptimalkan potensi belanja masyarakat melalui berbagai stimulus, termasuk dukungan sektor pariwisata dan transportasi. 

“Kami telah merancang fokus kebijakan pembangunan yang mencakup peningkatan produktivitas pertanian, penguatan industri hilirisasi, pengembangan sektor padat karya dan ekonomi kreatif, serta transformasi digital,” tambah Susiwijono.

Selain itu, penyelesaian perundingan IEU-CEPA membuka peluang pasar yang lebih luas di kawasan Eropa, dengan proyeksi peningkatan ekspor Indonesia secara signifikan.

Industri padat karya seperti makanan, minuman, tekstil, dan furnitur menjadi andalan dalam menyerap tenaga kerja dengan kontribusi signifikan terhadap PDB dan lapangan pekerjaan, yang menunjukkan peran penting sektor ini dalam menopang perekonomian Indonesia di tengah dinamika global. 

Pemerintah optimis melalui upaya ini, Indonesia dapat memperkuat posisi di pasar global dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

TerkaitTRT Global - Surplus dagang Indonesia diperkirakan menurun menjadi $3,45 miliar pada Juni
SUMBER:TRT Indonesia
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us