Pemerintah China mengeluarkan pernyataan resmi terkait kemungkinan penutupan Selat Hormuz, menyusul meningkatnya ketegangan pasca serangan Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran.
Dalam konferensi pers di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakong, menegaskan bahwa stabilitas di kawasan yang sangat strategis ini penting bagi seluruh dunia. Ia mengingatkan bahwa perairan Teluk Persia dan wilayah sekitarnya merupakan jalur utama perdagangan global, khususnya energi.
“Penutupan Selat Hormuz akan berdampak negatif pada perekonomian dunia secara keseluruhan. Stabilitas dan keamanan di wilayah ini adalah kepentingan bersama komunitas internasional,” ujar diplomat tersebut.
China menyerukan agar negara-negara utama meningkatkan upaya meredakan ketegangan. Menurut Guo, hanya diplomasi yang dapat mencegah eskalasi ekonomi dan politik lebih lanjut di kawasan ini.
China sangat bergantung pada pasokan energi melalui jalur ini. Sekitar 45 persen impor minyak negaranya melewati Teluk Persia dan Selat Hormuz.
Iran sebelumnya menyatakan bahwa jika terjadi agresi dari luar, mereka berhak menutup selat yang menjadi jalur sekitar 25 persen perdagangan minyak dunia. Bahkan gangguan singkat dalam pengiriman barang, seperti yang diingatkan oleh China, dapat berdampak serius pada pasar minyak.
Selat Hormuz merupakan jalur ekspor utama bagi Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, Irak, dan Iran sendiri, yang memasok minyak ke pasar Asia.