Pertempuran udara India-Pakistan libatkan 125 jet, terbesar sejak Perang Dunia II
DUNIA
4 menit membaca
Pertempuran udara India-Pakistan libatkan 125 jet, terbesar sejak Perang Dunia IIMeski panasnya ketegangan sempat membara di udara, konfrontasi ini tak berkembang menjadi perang lintas batas. Kedua belah pihak dilaporkan tetap menjaga diri dan tidak melanggar ruang udara satu sama lain.
Generasi ketiga jet tempur JF-17 Thunder milik Angkatan Udara Pakistan telah ditingkatkan untuk mengecoh pertahanan udara India. / Reuters
12 Mei 2025

Lebih dari 100 jet tempur dari India dan Pakistan saling berhadapan dalam sebuah konfrontasi udara dramatis yang terjadi pada 6 dan 7 Mei lalu. Menurut pejabat Pakistan, insiden ini menjadi salah satu pertempuran udara terbesar dan terlama dalam sejarah penerbangan militer modern.

Angkatan Udara Pakistan (PAF) mengungkapkan skala kejadian itu dalam konferensi pers di Islamabad pada Jumat, menyebut bahwa ratusan pesawat dari kedua belah pihak terlibat dalam manuver udara intens selama lebih dari satu jam.

Sumber keamanan senior menyampaikan kepada CNN bahwa total 125 jet tempur ambil bagian dalam pertempuran tersebut, dengan rudal yang dilepaskan dari jarak hingga 160 kilometer. Meski tegang, keduanya disebut tetap menjaga batas wilayah udara masing-masing dan tidak melakukan pelanggaran.

Ketegangan ini meletus setelah serangan terhadap sekelompok wisatawan di Kashmir yang dikelola India, meningkatkan suhu politik di kawasan yang sudah lama sensitif.

Para analis mencatat bahwa, meski skala pertempuran luar biasa, kedua negara tampaknya berhati-hati agar konflik tidak melebar ke bentrokan lintas batas seperti yang pernah terjadi pada 2019—saat seorang pilot India ditembak jatuh dan ditangkap, lalu ditampilkan di televisi Pakistan.

Sumber yang dikutip CNN menyebut, dari lima pesawat India yang dilaporkan jatuh, setidaknya satu terkena rudal dari sistem pertahanan darat Pakistan. Islamabad juga mengonfirmasi penggunaan rudal udara-ke-udara PL-15 buatan China dalam pertempuran ini. Hingga kini, Angkatan Udara India belum merespons secara resmi mengenai klaim tersebut.

Sebagai bagian dari perang informasi, PAF juga merilis rekaman audio yang diklaim berasal dari salah satu jet Rafale India yang ditembak jatuh. Dalam audio itu, seorang pilot—yang diidentifikasi sebagai Wing Commander India—terdengar mengatur manuver udara sambil memeriksa keadaan rekan-rekannya, mencerminkan kepanikan dan tekanan tinggi yang dihadapi para penerbang.

Wakil Marsekal Udara Aurangzeb Ahmed memutar audio tersebut dalam konferensi pers. “Nama panggilannya Godzilla... seperti hewan itu, yang satu ini juga sudah punah,” ujarnya dengan nada sinis.

“Kami tahu India akan mengandalkan Rafale, dan karena itu kami membidik titik kelemahan mereka. Anda bisa melihat hasilnya,” lanjut Ahmed. “Kami bisa saja menjatuhkan lebih banyak, tapi kami memilih menahan diri.”

Meski menyampaikan dengan percaya diri, Ahmed menegaskan bahwa keberhasilan di udara bukan semata soal teknologi. “Peralatan penting, tapi pelatihan dan kepemimpinan yang menentukan arah.”

Hingga berita ini diturunkan, pihak India belum memberikan pernyataan resmi menanggapi seluruh klaim dari Pakistan.

TRT Global - Pasukan global akan menganalisis pertempuran udara Kashmir di mana Pakistan menembak jatuh pesawat jet India, termasuk Rafale

Pakistan mengatakan bahwa mereka menembak setidaknya lima pesawat jet India, termasuk tiga Rafale, dalam pertempuran yang berlangsung selama satu jam yang melibatkan sekitar 30 pesawat tempur Pakistan dan 70 pesawat tempur India, menurut para ahli.

🔗

Pertempuran besar dalam perang udara modern

CNN, yang melaporkan ketegangan pertempuran ini pada awal pekan, mengutip sumber-sumber pertahanan terkemuka yang menyebutkan bahwa konfrontasi udara ini dianggap sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah perang udara modern.

Para pilot terlibat dalam beberapa kali serangan untuk menghancurkan target yang dimaksud selama pertempuran tersebut. Dalam upaya untuk menghindari jatuhnya korban sipil, Pakistan pun dilaporkan mengeluarkan peringatan terhadap potensi serangan di daerah yang dianggap rawan.

Newsweek melaporkan, jika jumlah pesawat yang dilibatkan memang akurat, maka konfrontasi ini akan menjadi salah satu pertempuran udara terbesar sejak Perang Dunia II.

Sejarah perang udara besar mengingatkan kita pada pertempuran-pertempuran legendaris seperti Pertempuran Inggris dan Pertempuran Kursk yang terjadi selama Perang Dunia II, melibatkan ratusan hingga ribuan pesawat. Namun, pertempuran udara skala besar modern seperti ini sangat jarang terjadi—terutama antara dua negara bersenjata nuklir yang secara teknis tidak sedang dalam kondisi perang.

Bentrokan udara terbaru ini kembali menegaskan betapa rentannya hubungan antara India dan Pakistan. Meskipun ada banyak seruan dari komunitas internasional agar kedua pihak menahan diri, kedua negara tetap mempertahankan angkatan udara besar dan modern. Ketegangan selalu berpusat pada Kashmir, wilayah sengketa yang telah lama menjadi titik api dalam konflik kedua negara.

TRT Global - Pakistan tembak jatuh jet Rafale India di pertempuran udara di Kashmir — laporan

Pihak berwenang Prancis sedang menyelidiki klaim bahwa beberapa pesawat tempur Rafale mungkin telah ditembak jatuh oleh Angkatan Udara Pakistan dalam pertempuran malam hari dengan India, demikian kata seorang pejabat intelijen Prancis kepada CNN.

🔗

Skala besar pertempuran udara yang terjadi pada hari Rabu lalu menunjukkan betapa cepatnya ketegangan di sekitar lembah Kashmir dapat meluas, bahkan jika masih terbatas di ruang udara nasional. Sebuah insiden yang berpotensi menjadi bencana besar, bahkan tanpa melibatkan kerugian jiwa di darat.

Meskipun pertempuran udara ini berakhir tanpa laporan korban di tanah, situasi yang terjalin menunjukkan adanya preseden yang dapat memicu kekacauan lebih lanjut. Postur militer yang ditunjukkan oleh kedua belah pihak hanya menambah ketegangan yang ada.

Menyadari potensi bencana, Gedung Putih mengungkapkan pada Jumat bahwa Amerika Serikat terus berkomunikasi dengan pemimpin India dan Pakistan. Presiden Donald Trump disebutkan berupaya untuk meredakan ketegangan antara dua negara dengan senjata nuklir tersebut dalam waktu sesegera mungkin.

"Presiden telah menyatakan bahwa ia ingin melihat pertempuran India-Pakistan ini mereda secepat mungkin," ujar juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt.

SUMBER:TRT World and Agencies
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us