IKLIM
3 menit membaca
Indonesia menghadapi peningkatan kebakaran hutan, pemerintah diharapkan siap siaga
Indonesia sedang dilanda kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatera, sementara kabut asap menyebar hingga ke Malaysia. Pihak berwenang telah menangkap 44 tersangka seiring pemerintah menerapkan kebijakan di tengah musim kemarau yang memburuk.
Indonesia menghadapi peningkatan kebakaran hutan, pemerintah diharapkan siap siaga
Seorang polisi berusaha memadamkan api di lahan gambut di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia, Minggu, 20 Juli 2025. (Foto AP/Muhammad Hatta)
4 Agustus 2025

Indonesia tengah berjuang melawan lonjakan kebakaran hutan dan lahan gambut di pulau Sumatera, yang mengancam akan melepaskan krisis kabut asap lintas batas yang mengingatkan kita pada keadaan darurat lingkungan masa lalu di Asia Tenggara.

Dalam beberapa pekan terakhir, puluhan titik api telah menghanguskan sebagian wilayah Provinsi Riau, menyelimuti langit dengan asap tebal dan memicu peringatan kabut asap di negara tetangga, Malaysia. 

Pihak berwenang mengatakan lebih dari 140 titik api aktif telah teridentifikasi, terutama di Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu, dengan sekitar 46 hektar lahan telah terbakar. Data satelit telah mengonfirmasi bahwa kabut asap dari kebakaran telah mencapai Negeri Sembilan, tepat di seberang Selat Malaka.

Kepolisian setempat telah menangkap 44 orang yang diduga sengaja membakar lahan, termasuk para manajer perkebunan dan petani kecil, dalam apa yang digambarkan para pejabat sebagai tindakan keras terhadap pembukaan lahan ilegal. Para tersangka menghadapi dakwaan kejahatan lingkungan yang dapat mengakibatkan hukuman penjara hingga 10 tahun. "Ini peringatan serius," kata Kabid Humas Polri, Ahmad Ramadhan. "Kami akan menindak tegas siapa pun yang melanggar hukum." ujarnya sebagaimana yang dikutip dari AP.

TerkaitTRT Global - Banyak kesalahan kecil yang memicu kebakaran hutan di berbagai belahan dunia

‘Tidak ada toleransi untuk pembakaran hutan’

Pada akhir pekan lalu, Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas melalui konferensi video dari kediamannya di Hambalang, Bogor, bersama para menteri Kabinet Merah Putih. Rapat tersebut difokuskan untuk memantau langkah-langkah terkini dalam mencegah dan menangani potensi kebakaran hutan dan lahan akibat cuaca panas.

Pemerintah Indonesia telah menyatakan sikap tanpa toleransi terhadap para pelaku dan oknum pembakaran lahan. 

“Sesuai arahan presiden, pemerintah mengambil sikap jelas tidak ada toleransi untuk pembakaran hutan sebagai cara membuka lahan,” kata Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan melalui keterangan resmi pada Minggu, 3 Agustus 2025.

Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan dini, mengirimkan tim tanggap darurat dan pesawat penyemai awan untuk memadamkan api sebelum meluas tak terkendali. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mendirikan posko dan memulai operasi modifikasi cuaca untuk memicu hujan buatan di wilayah terdampak.

Meskipun jumlah titik api telah menurun dalam beberapa hari terakhir, pihak berwenang tetap waspada. Badan Meteorologi telah memperingatkan bahwa musim kemarau dapat berlanjut hingga Agustus, meningkatkan risiko kebakaran di wilayah-wilayah rawan kebakaran. Para pejabat mengatakan hampir semua kebakaran baru-baru ini disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama di lahan gambut kaya karbon yang membara di bawah tanah lama setelah api di permukaan padam.

Meskipun kemampuan deteksi dan respons telah ditingkatkan, kelompok-kelompok peduli lingkungan memperingatkan bahwa penegakan hukum masih belum merata dan sengketa lahan masih terjadi di kawasan konsesi hutan. 

“Penegakan hukum juga terus dilakukan terhadap pelaku pembakar hutan dan lahan.” ujar Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dalam keterangan tertulis setelah pertemuan tersebut.

Dampak di kawasan

Data pemerintah menunjukkan penurunan drastis sebesar 33,3 persen area terbakar tahun ini. Hingga akhir Agustus, hanya 8.955 hektar yang terdampak, dibandingkan dengan hampir 377.000 hektar pada periode yang sama tahun lalu. Namun, para ahli memperingatkan bahwa musim kebakaran masih jauh dari berakhir.

Kebakaran tersebut telah memicu kembali ketegangan dengan Malaysia seperti halnya kebakaran hutan pada 2023, yang menuntut tindakan cepat untuk mengatasi kabut asap. 

Indonesia, sebagai penandatangan Perjanjian ASEAN tentang Polusi Kabut Asap Lintas Batas, menyatakan sedang bekerja sama erat dengan mitra-mitra regional untuk mencegah terulangnya krisis tahun 2015 yang mencekik Asia Tenggara selama berminggu-minggu.

Namun, dengan kabut asap yang sudah melintasi perbatasan dan meningkatnya jumlah penangkapan, masih ada pertanyaan mengenai sejauh mana Jakarta akan menempuh  kebijakan untuk mengatasi akar penyebab kebakaran — dan apakah upaya tahun ini akan cukup untuk mencegah bencana regional lainnya.

TerkaitTRT Global - Eropa Selatan dilanda kebakaran hutan yang meluas akibat gelombang panas terus berlanjut
SUMBER:TRT Indonesia & Agencies
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us