Pemerintah Indonesia mulai mengevakuasi warganya dari Nepal di tengah kerusuhan besar yang terjadi di negara Himalaya tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Kementerian Luar Negeri RI mengonfirmasi, pada Kamis, sebanyak 18 warga negara Indonesia (WNI) berhasil dipulangkan melalui Bandara Internasional Tribhuvan, Kathmandu. Mereka diterbangkan ke Jakarta dengan pendampingan tim perlindungan WNI, dan dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Jumat.
WNI yang dipulangkan berjumlah 18 orang dan berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari Kementerian ESDM, Kementerian Kesehatan, lembaga GIZ Indonesia, asosiasi hidro, hingga akademisi Universitas Indonesia.
Selain peserta forum tersebut, beberapa WNI yang ikut dalam proses evakuasi merupakan wisatawan yang berada di Nepal ketika kerusuhan terjadi.
Situasi WNI di Nepal
Menurut hasil pemetaan tim perlindungan WNI, ada total 78 WNI yang berada di Nepal. Sebagian besar terdata di Kathmandu, sementara lainnya tersebar di Pokhara dan Lumbini.
Kementerian Luar Negeri memastikan tim perlindungan WNI bersama staf KBRI Dhaka, yang memiliki akreditasi untuk Nepal, akan tetap berada di lokasi guna memantau situasi sekaligus mengoordinasikan kepulangan rombongan berikutnya.
Gelombang protes di Nepal dipicu oleh kebijakan pemerintah yang memblokir 26 platform media sosial populer, termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, dan X. Kebijakan itu memicu kemarahan publik serta kecaman dari kelompok hak asasi manusia.
Kerusuhan meluas menjadi aksi kekerasan. Sedikitnya 20 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka akibat bentrokan dengan aparat.
Demonstrasi juga menyerang gedung parlemen dan rumah pejabat tinggi negara, yang berujung pada aksi perusakan serta pembakaran di sejumlah titik.