Beijing menyatakan bahwa pihaknya telah mengusir kapal perang AS dari "perairan teritorial China" di Laut China Selatan yang disengketakan.
Kapal perusak USS Higgins secara ilegal memasuki perairan teritorial Pulau Huangyan tanpa izin dari pemerintah China, kata Kapten Senior He Tiecheng, juru bicara Angkatan Laut Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Pulau Huangyan juga dikenal sebagai Scarborough Shoal atau Bajo de Masinloc.
He menyatakan bahwa Angkatan Laut PLA mengerahkan pasukan untuk melacak, memantau, memperingatkan, dan mengusir kapal perusak tersebut sesuai dengan hukum dan peraturan.
"Tindakan militer AS secara serius melanggar kedaulatan dan keamanan China, merusak perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan, serta melanggar hukum internasional dan norma dasar yang mengatur hubungan internasional," katanya.
Ia menambahkan bahwa pasukan angkatan laut Komando Teater Selatan PLA tetap waspada setiap saat, dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional, serta perdamaian dan stabilitas regional.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa mereka mendeteksi 14 pesawat PLA dan enam kapal angkatan laut di sekitar pulau tersebut pada hari Rabu.
Secara terpisah, Penjaga Pantai Filipina (PCG) menyatakan pada hari Rabu bahwa sebuah pesawat China mencegat salah satu pesawat mereka yang sedang berpatroli di atas Pulau Huangyan, dua hari setelah dua kapal China bertabrakan di dekat pulau tersebut.
"Kekhawatiran keselamatan yang signifikan muncul ketika pesawat PCG Caravan dicegat secara berbahaya oleh pesawat tempur J-15 milik Republik Rakyat China (PRC)," kata Jay Tarriela, juru bicara PCG, dalam sebuah pernyataan yang dirilis melalui unggahan sosial AS, platfom X.

‘Kerusakan yang signifikan’
"Pesawat militer tersebut secara tidak aman melacak pesawat PCG Caravan selama lebih dari 20 menit, dengan jarak lateral hanya 500 kaki dan melintas langsung di atasnya pada ketinggian hanya 200 kaki," tambahnya.
Pada hari Senin, PCG menyatakan bahwa dua kapal China bertabrakan saat mengejar salah satu kapal mereka, yang menyebabkan "kerusakan signifikan" pada salah satu kapal China tersebut.
China dan Filipina memiliki klaim yang saling bertentangan di perairan luas Laut China Selatan yang disengketakan, dan kedua negara telah beberapa kali terlibat dalam pertemuan laut dan udara dalam beberapa tahun terakhir.
Beijing juga menolak apa yang disebutnya sebagai pelanggaran wilayah udara dan perairan maritimnya oleh AS dan sekutunya, sementara pihak AS mengklaim bahwa mereka menerbangkan dan mengoperasikan aset militer mereka di wilayah udara dan perairan internasional.