Laga final Piala Kemerdekaan 2025 yang berlangsung di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang, Senin (18/8), menghadirkan pertandingan yang ketat dan menegangkan. Mali tampil agresif sejak menit awal dan berhasil mencetak dua gol cepat, membuat Timnas Indonesia harus bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan.
Indonesia baru bisa memperkecil skor melalui gol Fadly Alberto di babak kedua. Meski para pemain muda Garuda berusaha keras untuk menyamakan kedudukan, pertahanan Mali yang rapat dan disiplin membuat Indonesia gagal mencetak gol hingga peluit akhir berbunyi. Skor 2-1 memastikan Mali keluar sebagai juara.
Dengan kemenangan ini, Mali menyapu bersih tiga laga dan keluar sebagai juara dengan koleksi 9 poin, sedangkan Indonesia menempati posisi kedua dengan 4 poin.
Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto, menekankan bahwa meski gagal menjadi juara, turnamen ini memberikan pengalaman berharga bagi para pemain. “Kami belajar banyak soal strategi, tekanan di laga besar, dan kekompakan tim. Semua ini akan menjadi modal berharga di Piala Dunia U-17 2025,” ujar Nova usai laga final, seperti dilaporkan Antara News.
Turnamen ini juga menghadirkan momen dramatis. Striker Indonesia, Mierza Firjatullah, sempat terjatuh ke dalam parit sedalam tiga meter saat merayakan golnya di menit ke-34. Beruntung, ia tidak mengalami cedera serius dan segera dibantu keluar oleh staf tim.
Secara teknis, Timnas Indonesia U-17 menunjukkan perkembangan yang signifikan. Para pemain muda tampil agresif, menguasai bola, dan mencoba membangun serangan dari lini tengah. Beberapa pemain seperti Fadly Alberto, Mierza Firjatullah, dan kiper Rahmat Hidayat mendapat sorotan karena penampilan konsisten mereka di turnamen ini. Para pengamat sepak bola menilai bahwa tim ini memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh, terutama dalam menghadapi kompetisi internasional mendatang.
Nova Arianto menambahkan bahwa pengalaman melawan tim-tim kuat seperti Mali menjadi pembelajaran penting. “Kami bisa mengevaluasi taktik, disiplin pemain, dan mental bertanding mereka. Ini sangat berharga untuk persiapan menghadapi Piala Dunia U-17,” ujar Nova, menekankan pentingnya menjaga motivasi para pemain agar tetap fokus dalam latihan dan kompetisi berikutnya.
Meski gagal meraih gelar juara, Timnas Indonesia U-17 berhasil menunjukkan karakter juara: semangat pantang menyerah, kerja sama tim yang baik, dan kemampuan teknis yang menjanjikan. Turnamen Piala Kemerdekaan 2025 menjadi ajang evaluasi sekaligus motivasi bagi para pemain muda Garuda untuk terus berkembang, memperkuat mental, dan bersiap menghadapi kompetisi tingkat dunia.