Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu menyatakan bahwa tentara Korea Utara yang "berani" bergabung dalam perang di Ukraina atas inisiatif pemimpin mereka, Kim Jong-un.
Putin menyampaikan pernyataan tersebut selama pembicaraan bilateral dengan Kim di Diaoyutai State Guesthouse setelah menghadiri parade militer "Hari Kemenangan" di Beijing, China.
Pernyataan ini menandai pertama kalinya Presiden Rusia mencatat keterlibatan pasukan Korea Utara dalam perang Ukraina atas inisiatif Kim.
Kim menyatakan bahwa ia berniat untuk fokus pada "prospek pengembangan hubungan" dengan Moskow, seraya menambahkan: "Saya sangat senang bahwa hari ini kita memiliki kesempatan untuk berbicara tentang hubungan kita, tentang interaksi, tentang prospek, tentang pengembangan hubungan ini, dan bahwa saya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Anda secara langsung," seperti dikutip oleh kantor berita milik negara Rusia, RIA Novosti.
Putin mengatakan bahwa hubungan antara Rusia dan Korea Utara telah mengambil karakter "khusus yang penuh kepercayaan dan bersahabat, serta karakter sekutu."
Ia mencatat bahwa pasukan khusus Korea Utara telah berpartisipasi dalam pertempuran di wilayah Kursk Rusia melawan pasukan Ukraina.
"Atas inisiatif Anda, seperti yang diketahui, pasukan khusus Anda ikut serta dalam pembebasan wilayah Kursk, sepenuhnya sesuai dengan perjanjian baru kita," kata Putin, memuji tentara Korea Utara yang telah bertempur dengan "berani dan heroik."
Presiden Rusia meminta Kim untuk menyampaikan "kata-kata terhangat dari rasa terima kasih" kepada seluruh rakyat Korea Utara.
Saat mengantar pemimpin Korea Utara ke mobilnya setelah pertemuan mereka, Putin memberikan undangan kepada Kim untuk kunjungan mendatang ke Rusia, dengan mengatakan: "Kami menunggu Anda. Datanglah."
Ini adalah pertemuan bilateral keempat mereka yang berlangsung selama 2,5 jam.
Sebelumnya, Putin dan Kim pertama kali bertemu pada tahun 2019, ketika pemimpin Korea Utara melakukan perjalanan ke kota Vladivostok di Timur Jauh Rusia.
Kemudian pada September 2023, Kim kembali melakukan perjalanan ke Timur Jauh Rusia untuk pertemuan kedua dengan Putin, yang sebelumnya melakukan kunjungan kedua ke Pyongyang pada Juni tahun lalu, di mana mereka menandatangani kemitraan strategis komprehensif yang mengharuskan dukungan militer satu sama lain jika terjadi serangan dari pihak ketiga.
Setelah itu, Pyongyang mengerahkan ribuan tentara ke Rusia dalam perang Ukraina.
Menurut Korea Selatan, Pyongyang kehilangan sekitar 2.000 tentara dalam pertempuran melawan Kiev.