DUNIA
2 menit membaca
Nepal mencabut larangan media sosial sementara korban tewas demonstrasi meningkat menjadi 19 jiwa
Protes yang dipicu oleh larangan tersebut menyebabkan setidaknya 19 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka.
Nepal mencabut larangan media sosial sementara korban tewas demonstrasi meningkat menjadi 19 jiwa
Pemerintah pekan lalu memblokir akses ke beberapa platform media sosial, termasuk Facebook, keputusan yang memicu kemarahan di kalangan anak muda. / Reuters
9 September 2025

Nepal telah mencabut larangan media sosial setelah protes yang menyebabkan kematian 19 orang, menurut seorang menteri pemerintah.

Pemerintah membatalkan larangan media sosial yang diberlakukan minggu lalu, kata juru bicara Kabinet sekaligus Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi, Prithvi Subba Gurung, pada hari Selasa.

Keputusan ini diambil setelah 19 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam protes "Gen Z" pada hari Senin yang menentang korupsi yang meluas. Protes tersebut dipicu oleh larangan media sosial.

"Kami telah mencabut penutupan media sosial. Sekarang sudah berfungsi kembali," kata Gurung kepada Reuters.

Perdana Menteri K.P. Sharma Oli menyatakan kesedihannya atas insiden kekerasan yang terjadi akibat "infiltrasi dari berbagai pihak yang memiliki kepentingan pribadi."

Pemerintah akan memberikan bantuan kepada keluarga korban yang meninggal dan menyediakan perawatan gratis bagi mereka yang terluka, tambahnya.

"Sebuah panel investigasi akan dibentuk untuk mencari tahu penyebab, menilai kerugian, dan memberikan rekomendasi dalam waktu 15 hari agar insiden serupa tidak terulang di masa depan," kata Oli dalam pernyataan pada Senin malam.

Demonstrasi 'Gen Z'

Penyelenggara protes, yang meluas ke kota-kota lain di negara Himalaya tersebut, menyebut aksi ini sebagai "demonstrasi oleh Gen Z."

Mereka mengatakan bahwa protes ini menggambarkan kekecewaan yang meluas di kalangan anak muda terhadap kurangnya tindakan pemerintah dalam mengatasi korupsi dan meningkatkan peluang ekonomi.

Pemerintah minggu lalu memutuskan untuk memblokir akses ke beberapa platform media sosial, termasuk Facebook, keputusan yang memicu kemarahan di kalangan anak muda.

Pejabat mengatakan bahwa penutupan ini ditujukan untuk platform media sosial yang belum terdaftar di pemerintah, sebagai bagian dari tindakan keras terhadap akun palsu, misinformasi, dan ujaran kebencian.

Partai oposisi utama Nepal mengkritik keputusan tersebut.

SUMBER:TRT World and Agencies
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us