Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyatakan bahwa lima anggotanya dan seorang petugas keamanan Qatar tewas dalam serangan Israel di Doha, termasuk putra dari pemimpin senior Hamas, Khalil al-Hayya.
Hamas mengatakan bahwa Israel gagal dalam apa yang mereka sebut sebagai upaya untuk membunuh tim negosiasi gencatan senjata kelompok tersebut.
Sebelumnya, anggota biro politik Hamas, Suhail al-Hindi, mengatakan kepada Al Jazeera TV bahwa pimpinan tertinggi kelompok itu selamat dari serangan Israel.
Ia menyebutkan bahwa Hammam al-Hayya, putra pemimpin Hamas Khalil al-Hayya, dan direktur kantornya, Jihad Lubad, tewas dalam serangan tersebut bersama beberapa pengawal lainnya.
Menurut al-Hindi, serangan itu terjadi saat pertemuan tim negosiasi kelompok tersebut untuk membahas proposal gencatan senjata Gaza yang diajukan oleh Amerika Serikat.
Ia menambahkan bahwa para pemimpin Hamas, Khalil al-Hayya dan Zaher Jabarin, termasuk di antara mereka yang berhasil lolos tanpa cedera dari serangan tersebut.
Al-Hindi menegaskan bahwa Hamas memegang Israel dan Amerika Serikat bertanggung jawab atas serangan di ibu kota Qatar tersebut.
Militer Israel mengklaim bahwa mereka melakukan "serangan presisi" terhadap kepemimpinan senior Hamas.