Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I menegaskan kesiapan penuh personel militer Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan di Natuna, wilayah terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan, kawasan yang sedang menjadi sengketa geopolitik.
Letnan Jenderal TNI Kunto Arief Wibowo, Panglima Kogabwilhan I, kepada Antara mengatakan, "Sebagai garis depan pertahanan Indonesia, Natuna memiliki posisi yang sangat strategis. Kami siap mempertahankan tanah air di wilayah ini."
Pernyataan tersebut disampaikan usai upacara pengibaran bendera Merah Putih berukuran 20x10 meter di Pantai Piwang, Bunguran Timur, Natuna, sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-80.
Kunjungan Letjen Kunto ke Natuna ini merupakan yang kedua kalinya. Kunjungan pertama berfokus pada pemetaan wilayah, sementara kunjungan kedua difokuskan pada penilaian kesiapan pasukan dan perkembangan infrastruktur militer.
Dalam upaya memperkuat pertahanan, Kogabwilhan I berencana menaikkan status Pangkalan Udara Raden Sadjad menjadi tipe A, yang akan meningkatkan kapasitas operasional dan kemampuan menampung alutsista dan personel militer. Selain itu, unit tugas Korps Marinir yang selama ini bersifat sementara akan diubah menjadi unit organik permanen dengan markas di Natuna, memberikan kekuatan militer yang lebih responsif dan berkelanjutan.
Letjen Kunto juga menekankan pentingnya meningkatkan semangat dan patriotisme prajurit yang bertugas di wilayah perbatasan. Kehadiran pimpinan tertinggi di lapangan menjadi dorongan moral bagi personel yang mengawal kedaulatan Indonesia di garis terdepan.
Natuna, sebagai gerbang utara Indonesia, tidak hanya memiliki nilai strategis geografis, tapi juga geopolitik, khususnya terkait sengketa di Laut Cina Selatan. Kehadiran militer yang kuat di sana menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga stabilitas dan kedaulatan wilayah perairannya.
Langkah strategis penguatan pertahanan di Natuna ini menjadi bagian dari upaya Indonesia untuk meningkatkan daya tangkal nasional dan mengamankan wilayah perbatasan yang rentan terhadap potensi ancaman luar.
